Acara Tech in Asia Tour: Road to Tokyo 2015 di Jakarta memang berlangsung Kamis (3/7) lalu. Namun terdapat hal menarik yang diangkat oleh para juri dari acara tersebut, yakni tentang tips melakukan pitching yang sukses di hadapan para investor bagi para startup.
Salah satu juri di acara semalam adalah Michael Lints , Venture Partner Golden Gate Ventures yang berlokasi di Singapura. Portofolio Golden Gate Ventures antara lain adalah Bilna, Carousell, dan CodaPay.
Michael juga sering diundang ke berbagai acara besar mengenai startup di Asia Tenggara. Malam kemarin, ia menekankan bahwa founder sebuah startup memegang peranan penting untuk memenangkan hati investor saat melakukan pitching.
Bagaimana tidak, bila pengalaman sang founder terbilang menjanjikan dalam dunia profesional, maka hal ini akan menjadi nilai lebih bagi operasional startup. Ada beberapa hal yang dapat saya rangkum dari kesempatan berbincang dengannya:
- Pastikan founder mengemas cerita tentang startup dengan sangat cermat. Investor tidak ingin mendengar angka-angka dan cerita bullshit pada saat pitching
- Be your best self. Hal ini penting karena awal dari membangun komunikasi baik dengan investor saat pitching adalah percaya diri
- Fokus pada produk. Sebaik apapun penampilan founder pada saat pitching, akan gagal membuat investor terkesima bila penyampaian presentasi Anda buruk. Sebagai founder, pastikan Anda mengingat, mengetahui, dan memahami seluk-beluk dari tiap perkembangan bisnis yang tengah dijalankan
- Founder yang sukses biasanya berawal dari fokus dalam satu hal. Kharisma founder akan redup saat investor mengetahui bahwa proyek startup yang dijalani hanya sampingan atau memiliki proyek lainnya di luar startup yang dimiliki
Tren startup Indonesia mendatang: Business-to-Business (B2B)
Selain memberi tips pitching, Michael juga mengemukakan bahwa startup di Indonesia berkembang dengan cukup pesat dalam beberapa tahun ke belakang. Dengan banyaknya pengalaman di dunia startup di Asia Tenggara, ia menyimpulkan para founder startup di Indonesia memiliki keinginan yang kuat untuk belajar secara maksimal dalam mengembangkan bisnis.
Michael menambahkan, bila mendapat pelatihan, para founder di tanah air cenderung tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk menyerap ilmu dari para advisor dan tokoh sukses lainnya. Ia lebih lanjut mengatakan:
Tren startup di Eropa telah sedemikian maju, namun para founder di sana memiliki semangat lebih minim dibanding Indonesia. Para founder startup tanah air memiliki semangat luar biasa dalam pengembangan dan menyerap ilmu untuk bisnis yang dijalankan. Tak heran perkembangan startup melejit dengan cepat.
Saat disinggung tentang prediksi next big thing di dunia startup dalam negeri, ia hanya berujar, “E-commerce memang telah memenangkan banyak investor, namun rasanya di kesempatan mendatang investor ingin melihat perkembangan Business-to-Business (B2B) yang lebih baik, terutama di bidang kesehatan. Indonesia perlu ‘rasa baru’ dalam perkembangan startup.”
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post 4 Tips Pitching dari Venture Partner Golden Gate Ventures, Michael Lints appeared first on Tech in Asia Indonesia.