Gaya hidup yang semakin sibuk setiap harinya membuat banyak orang harus makan di luar rumah. Padahal gaya hidup sibuk tersebut dapat diimbangi dengan makan sehat yang dapat dimulai dengan memasak bahan makanan sendiri. Namun sayangnya tidak semua orang mampu memasak dengan takaran bahan-bahan segar yang pas, serta tentunya tetap sehat. Ide inilah yang mendasari beberapa orang dalam memulai bisnis BlackGarlic.
Diprakarsai oleh Olivia Wongso, putri dari tokoh kuliner Nusantara William Wongso, startup ini resmi dipublikasikan pada 12 Mei 2015 lalu. Layanan yang ditawarkan BlackGarlic adalah delivery bahan makanan segar dari industri lokal dengan takaran untuk dua porsi dan pengguna tinggal mengikuti panduan yang disediakan.
Monetisasi dari paket yang ditawarkan
Selain berorientasi terhadap gaya hidup sehat, BlackGarlic juga menerapkan konsep bisnis yang tak berlebihan. Konsep bisnis yang terbilang cukup unik ini berawal dari seringnya masyarakat terlalu berlebihan dalam membeli bahan-bahan makanan sehingga seringnya bahan makanan jadi terbuang percuma.
Imanuel Abraham Sarajar, Head of Digital & Online Marketing BlackGarlic mengatakan, “Kendala utama dalam memasak adalah sering terbuangnya bahan-bahan karena terlalu banyak saat membeli. Sedangkan untuk menu berikutnya pasti sudah menggunakan bahan yang berbeda.”
Layanan ini membidik para penghuni apartemen dan kaum urban yang berkeinginan untuk memasak tapi tidak mempunyai waktu yang memadai dengan menawarkan paket bahan masakan sehat dan mudah. Satu paket bahan makanan dari BlackGarlic berisi tiga jenis menu berbeda yang masing-masing bisa dikonsumsi untuk dua orang dengan harga Rp262.500 per paket sekali berlangganan.
Untuk pembayaran, pengguna diberi cukup banyak pilihan, mulai dari kartu kredit, transfer melalui bank BCA, dan melalui DOKU Wallet. Hingga tulisan ini diturunkan, BlackGarlic masih memberikan biaya delivery gratis. Sayangnya sejauh ini, paket tersebut dapat diantarkan hanya ke daerah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.
BlackGarlic menyiapkan tiga resep setiap minggu yang terdiri dari menu Indonesian, Western dan Continental yang semua bahannya sudah ditakar untuk siap pengguna masak. Resep dan bahan tersebut juga dilengkapi dengan instruksi, sehingga konsumen bisa memasak dalam waktu yang singkat, yakni sekitar 30 hingga 45 menit saja.
Karena layanan ini masih sangat baru, salah satu strategi yang mereka gunakan adalah melalui event Jakarta Great Online Sale 2015 yang berlangsung mulai dari 22 hingga 30 Juni 2015 lalu. Imanuel mengatakan dari event tersebut BlackGarlic.id telah mencapai target 5000 pageview dan 150 order paket. Terjadi kenaikan pemesanan sebesar 15 persen dari minggu sebelum JGOS 2015. Sayangnya ia enggan merinci lebih lanjut alur monetisasi BlackGarlic.
Masih fokus pada penetrasi pasar
Imanuel menambahkan bahwa dana untuk operasional BlackGarlic.id masih didapat secara bootstrap atau berasal dari kantong sendiri dan belum mendapat investor. Sedangkan menurutnya fokus terbesar dari tim adalah mengenalkan produk kepada pasar, sehingga belum terlalu giat dengan keuntungan yang diraih.
Rencananya dalam waktu mendatang akan tersedia semakin banyak pilihan paket berlangganan bagi pelanggan dengan menu yang lebih menarik. Selain itu, mereka juga berkeinginan kuat untuk terus mengedukasi pasar agar memasak sehat tidak memerlukan waktu lama dan persiapan bahan yang repot.
Di Indonesia sendiri, layanan delivery makanan sehat masih didominasi oleh paket bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan dan disajikan dalam bentuk masakan siap santap. Sebut saja seperti yang ditawarkan BerryKitchen dan BlekRosDiet. Tersedia pula startup dengan layanan delivery bahan makanan, seperti HappyFresh dan PasarMinggu.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post BlackGarlic, Solusi Masak Sehat Tanpa Repot appeared first on Tech in Asia Indonesia.