Masyarakat urban khususnya yang tinggal di Jakarta nampaknya sedikit bisa bernapas lega. Di tengah semrawutnya moda transportasi angkutan umum dan jalanan yang semakin tidak keruan dengan membanjirnya motor, muncul layanan pemesanan ojek Go-Jek dan GrabBike. Go-Jek boleh jadi merupakan yang pertama hadir di tanah air, namun GrabBike sebagai lengan bisnis GrabTaxi, yang tak lain merupakan startup dengan pendanaan terbanyak di Asia Tenggara, juga menawarkan layanan yang tak kalah baiknya.
“Duel roda dua” ini kian memanas. Namun jelas bila persaingan ini bukanlah hal yang mudah, dan cukup sulit rasanya untuk menerka siapa pemenangnya. Kedua startup ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di luar itu, kedua pendirinya merupakan lulusan Harvard Business School.
Transportasi di Indonesia bukan hanya masalah serius yang harus segera dipecahkan, namun ini merupakan celah bisnis yang sangat besar di tanah air. Perusahaan taksi lokal Blue Bird sudah dikenal sebagai pemain yang dominan untuk masalah transportasi di Jakarta. Mereka berhasil melakukan IPO senilai $200 juta (sekitar Rp2,6 triliun) di Bursa Efek Indonesia. Bagaimanapun, dengan kondisi lalu lintas yang sangat “aduhai”, kebanyakan warga ibu kota cenderung memilih motor sebagai moda transportasi paling efektif dan efisien. Berikut adalah sejumlah fakta terkait dua startup transportasi roda dua tersebut dalam infografis.
(Diterjemahkan oleh Pradipta Nugrahanto dan diedit oleh Lina Noviandari; infografis oleh Andre Gunawan)
The post “Duel Roda Dua”: GrabBike vs GoJek (INFOGRAFIS) appeared first on Tech in Asia Indonesia.