Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Mekanisme Gameplay Yang Bisa Mempengaruhi Perasaan Pemainnya

$
0
0

Jika kamu sering membaca beberapa artikel yang saya tulis, tentunya kamu sadar bahwa saya sangat perhatian sekali dengan game yang bisa mempengaruhi emosi pemain atau menyampaikan pesan tersendiri kepada pemainnya. Dulu juga saya pernah menulis tentang suatu efek dalam video game yang saya beri nama digital empathy, suatu efek di mana pemain bisa merasakan empati terhadap karakter-karakter fiksional yang ada di video game.

Biasanya efek digital empathy ini disampaikan oleh developer melalui sisi naratif dari game seperti yang dilakukan oleh Telltale Games melalui seri The Walking Dead mereka. Tapi terkadang ada juga developer yang berhasil menyampaikan efek digital empathy kepada pemain melalui mekanisme gameplay yang dimiliki game tersebut. Tentu saja hal ini tetap akan lebih mudah dilakukan jika game ini memiliki dasar naratif yang kuat, tapi bukan berarti sebuah game harus tergantung sepenuhnya kepada naratif saja untuk bisa mempengaruhi emosi gamer.

Tanpa panjang lebar lagi, berikut adalah mekanisme gameplay dalam game yang bisa memicu perasaan empati pemain ke karakter-karakter dalam game.

Escort Mission

Bioshock Infinite | Screenshot

Yap jangan heran saya memasukkan fitur yang satu ini. Banyak game memiliki sebuah escort mission (atau bahkan keseluruhan game yang dibangun dari escort mission) di mana pemain harus menjaga karakter lain dari bahaya yang ada. Kebanyakan game dengan escort mission selalu mengimplementasi fitur ini dengan sangat buruk dan bukannya membuat pemain merasakan empati tapi malah membuat pemain merasa kesal. Escort mission yang buruk biasanya lahir dari AI yang bodoh dan mengesalkan, atau dari karakter yang tidak terlalu menarik untuk dilindungi (seperti di Resident Evil 4 contohnya).

Meskipun begitu, ada juga game yang sukses menyajikan escort mission yang bisa membuat pemain betul-betul peduli kepada karakter yang dikawal. Contoh paling baru adalah dua game yang sangat populer yang dirilis tahun lalu, The Last of Us dan Bioshock Infinite. Memang kedua game tersebut mampu memberikan perasaan empati yang kuat karena didukung oleh kualitas cerita yang tinggi, tapi selain itu ada aspek lain yang membuat escort mission di The Last of Us dan Bioshock Infinite jauh lebih menarik daripada di Resident Evil 4.

The Last Of Us | Screenshot

Di luar naratif yang lebih bagus, dari segi gameplay kedua game baru tersebut menawarkan mekanisme escort mission yang lebih menarik dibandingkan game seperti Resident Evil 4. Jika di Resident Evil 4 karakter yang harus kamu kawal adalah seorang yang sangat manja, tidak bisa apa-apa, dan menyusahkan, maka Bioshock Infinite dan The Last of Us menawarkan karakter yang lebih hidup dan berguna. Baik Ellie (The Last of Us) maupun Elizabeth (Bioshock Infinite), akan memberikan support kepada karaktermu saat sedang melawan musuh atau mencoba melewati halangan yang ada di area yang bersangkutan.

Support yang diberikan biasanya sangatlah simpel, entah itu sekedar membantu menembak atau memukuli musuh, atau sekedar melemparkan barang-barang yang berguna untuk karaktermu. Meskipun begitu, tindakan tersebut memberikan kesan tersendiri kepada karakter-karakter tersebut, dan juga bisa membuat karakter tersebut lebih memiliki makna di mata gamer.

Ico | Screenshot

Contoh lain yang sangat menarik ditunjukkan oleh game klasik PS2 yang berjudul Ico. Sebelumnya saya pernah membahas tentang kenapa Ico begitu spesial. Game yang satu ini betul-betul memiliki gameplay yang dibangun dari konsep escort mission. Yorda, karakter yang harus Ico lindungi pun bukanlah karakter yang kuat dan banyak bermanfaat seperti Elizabeth dan Ellie. Satu-satunya kemampuan Yorda yang berguna adalah kemampuannya untuk membuka pintu yang dikunci dengan semacam sihir, tidak seperti Ellie dan Elizabeth yang konstan membantu karakter yang kamu mainkan.

Jujur saya sendiri tidak tahu apa yang membuat konsep escort mission di Ico jauh lebih menarik daripada di Resident Evil 4. Apakah karena perbedaan sifat dari karakter di kedua game tersebut? Atau memang karena Fumito Ueda, director dari game ini adalah orang yang sangat ahli dalam membuat kisah yang membangkitkan emosi gamer melalui narasi minimalis, yang memang sudah terbukti melalui Ico dan Shadow of the Colossus.

Permanent Death (Permadeath)

Lagi-lagi saya memberikan contoh sebuah elemen gameplay yang biasanya akan membuat gamer emosi. Dalam game dengan genre strategi atau RPG, kematian karakter adalah hal yang wajar. Hampir setiap battle biasanya akan ada satu atau dua karaktermu yang gugur di medan perang, tapi di kebanyakan game, kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut karena karakter-karakter yang mati biasanya akan hidup lagi setelah selesai battle dan langsung siap untuk dikirim ke battle selanjutnya.

XCOM Enemy Unknown | Screenshot

Meskipun begitu ada juga game yang memberikan efek kematian permanen di dalam gameplay-nya. Contoh paling populer adalah seri Strategy RPG populer Fire Emblem atau seri strategi populer XCOM. Kedua seri tersebut memiliki peraturan dimana karakter yang gugur di dalam sebuah battle tidak akan bisa kamu gunakan lagi jika tidak kamu selamatkan sebelum battle selesai. Beberapa gamer ada yang lebih memilih untuk mengulang permainan mereka supaya karakter-karakter tersebut selamat. Tapi ada juga gamer yang memutuskan untuk tidak mengulang permainan mereka sama sekali seandainya karakter mereka gugur di medan perang.

Cerita-cerita yang disampaikan oleh beberapa gamer tersebut biasanya memiliki inti yang sama. Karena karakter yang ada di tim mereka dapat hilang secara permanen karena kesalahan kecil sedikitpun, mereka jadi jauh lebih berhati-hati dalam mengatur strategi permainan mereka. Selain itu mereka juga jauh lebih perhatian kepada karakter fiksional yang bahkan tidak memiliki peran penting dalam cerita. Seakan-akan karakter-karakter minor tersebut memiliki kisah sendiri di mata pemainnya, meskipun mungkin karakter-karakter tersebut hanyalah hasil produksi algoritma random dari komputer.

The Banner Saga | Screenshot

Selain fitur permadeath yang ada dalam battle, baru-baru ini saya juga menemukan implementasi permadeath yang unik dari sebuah game berjudul The Banner Saga. The Banner Saga sendiri merupakan sebuah game dengan genre Strategy RPG digabung dengan fitur simulasi seperti yang ditemukan di game Oregon Trail. Di The Banner Saga, karaktermu mungkin tidak akan mati secara permanen jika gugur di battle, tapi mereka mungkin saja mati jika kamu memilih pilihan yang salah di beberapa pilihan moral yang tersebar di dalam game.

Implementasi yang ada di The Banner Saga selain unik juga bisa dibilang lebih kejam daripada yang ditemukan di Fire Emblem atau XCOM. Salah satu contohnya adalah saat saya kehilangan salah satu karakter penting karena di awal cerita saya memilih untuk membantu seorang karakter yang di bagian tengah-tengah game ternyata merupakan seorang pengkhianat. Tentu saja saya tidak bisa begitu saja mengulang permainan saya, karena kalau saya mencoba mundur, saya akan kehilangan progress permainan yang sudah berlangsung selama hampir 4 jam.

Tidak hanya itu saja, The Banner Saga juga tidak memiliki fungsi save game selain autosave yang akan terjadi otomatis tanpa bisa saya atur. Hal ini menyebabkan segala pilihan yang saya buat harus betul-betul saya pikirkan dengan baik, karena saya tidak akan bisa seenaknya saja mundur dan mengulang permainan saya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di game.

Sama seperti escort mission, fitur permadeath adalah sebuah fitur yang sangat menarik. Tapi kedua fitur ini bisa dibilang merupakan pedang bermata dua. Jika diimplementasikan dengan baik maka fitur-fitur ini bisa dengan mudahnya membuat gamer lebih peduli terhadap karakter fiksional digital yang ada di dalam layar, tapi jika tidak, bersiaplah menghadapi protes dari gamer yang marah-marah karena fitur yang kurang matang diimplementasi.

Infectonator Survivors - Screenshot | Preview

Dalam waktu dekat ini kita juga bisa menikmati dua game dari Indonesia yang akan memiliki fitur permadeath, yang pertama adalah Infectonator Survivors dari Toge Productions, dan yang kedua adalah Trigger Princess dari Mintsphere. Jika dua developer lokal tersebut bisa dengan sukses mengimplementasi fitur permadeath, saya yakin kedua game tersebut akan menjadi game yang sangat menarik untuk dimainkan.

Multiplayer Cooperation

Game multiplayer selalu identik dengan kompetisi dan saling bantai antara sesama pemain. Tapi tidak jarang juga game multiplayer akan muncul dalam bentuk kerjasama (cooperation, selanjutnya saya singkat co-op). Meskipun begitu tidak sembarang game multiplayer co-op dapat memberikan efek empati kepada pemainnya. Ada dua game dengan fitur multiplayer yang langsung muncul di pikiran saya saat membicarakan soal empati.

Game pertama adalah DayZ, sebuah game open world dengan tema zombie apocalypse di mana kamu harus bertahan hidup dari dunia yang sangat kejam yang dipenuhi dengan zombie atau lebih parah lagi, manusia. Banyak pemain DayZ yang memilih untuk bermain sebagai bandit dan menyiksa pemain lain yang berkeliaran, tapi tidak sedikit juga pemain yang muncul sebagai pahlawan dan menolong pemain-pemain yang terkena bully dari bandit-bandit yang berkeliaran.

DayZ | Screenshot

Tidak jarang juga kebaikan dari pemain yang tidak dikenal mempengaruhi pemain lain untuk berbuat baik kepada pemain lainnya. Hal ini membuat DayZ bisa dibilang merupakan tempat yang cocok untuk melihat karakteristik asli dari seorang manusia. Walaupun memang mengerjai orang lain dengan cara memaksa mereka meminum deterjen sambil menelanjangi mereka terkadang menyenangkan juga.

Game kedua yang saya maksud adalah Journey, sebuah game eksperimental yang sangat luar biasa dari thatgamecompany. Sebelumnya saya juga pernah membahas game ini sebagai salah satu game indie terbaik yang bisa kamu temukan di konsol. Journey begitu spesial karena game ini berhasil membuat pemain peduli terhadap karakter lain yang mereka temui di tengah perjalanan mereka, meskipun dalam game ini kamu tidak bisa melakukan komunikasi verbal sama sekali. Tidak adanya komunikasi verbal yang saya maksud di sini adalah bagaimana dalam Journey kamu tidak akan bisa berbicara dengan karakter yang kamu temui baik menggunakan teks maupun suara, jadi segala komunikasi yang kamu lakukan menggunakan bahasa tubuh yang sangat terbatas, karena gerakan yang bisa kamu lakukan hanyalah melompat, berjalan, dan mengeluarkan semacam sinyal energi saja.

Journey | Screenshot

Salah satu contoh paling berkesan yang pernah saya alami adalah saat saya bertemu dengan karakter yang sudah memiliki pengalaman banyak di Journey (bisa dilihat dari warna baju karakter, warna merah berarti pemula, warna putih berarti sudah berpengalaman). Karakter tersebut dengan sabarnya membimbing karakter saya menemukan berbagai macam rahasia di dalam game, dan semua itu dia lakukan hanya dengan melompat-lompat dan berjalan sambil meminta saya mengikuti dia. Dengan segala batasan yang ada, Journey bisa dengan suksesnya membuat pemain merasakan kepedulian yang tinggi terhadap karakter tidak dikenal yang mereka temui. Bahkan sebagai seorang penggemar Journey, saya sekarang memiliki kebiasaan untuk mengirimkan pesan ucapan terima kasih kepada siapa pun pemain yang saya jumpai di perjalanan saya bermain Journey.

Fitur gameplay yang satu ini bisa dibilang merupakan fitur paling mudah untuk memberikan efek empati kepada pemainnya. Tapi kebanyakan game multiplayer yang ada sekarang lebih mementingkan aspek kompetisi daripada kooperasi. Padahal jika developer lebih sering mengeluarkan game yang lebih mengedepankan kooperasi daripada kompetisi, saya yakin video game akan bisa menjadi media yang sangat sempurna untuk mengajarkan tentang empati kepada generasi penerus kita.


Untuk sementara itu dulu mekanisme dalam gameplay yang saya rasa bisa mempengaruhi perasaan game yang memainkannya. Dengan semakin canggihnya teknologi game serta ide-ide yang muncul dari kreativitas para developer, saya yakin ke depannya video game bisa menyajikan sebuah hiburan yang bisa menghibur pemainnya sambil mengajarkan makna dari kepedulian antara sesama. Apakah kamu punya pengalaman yang cukup berkesan dengan karakter-karakter yang kamu temukan di game yang kamu mainkan? Kalau ada langsung saja share di bawah.

Post Mekanisme Gameplay Yang Bisa Mempengaruhi Perasaan Pemainnya muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles