Tidak jarang orang yang saya wawancarai di Artistalk mengaku kalau tidak pernah memiliki cita-cita spesifik untuk menjadi ilustrator. Banyak yang awalnya menjadikan ilustrasi hanya sebagai hobi dan mengambil jurusan lain ketika kuliah, yang entah kenapa banyak mengambil jurusan informatika.
Hal ini terjadi juga kepada Hendry Roesly yang saat ini menjabat sebagai Lead Artist di Toge Productions. Pria yang mengambil jurusan informatika pada saat kuliah ini awalnya menjadikan ilustrasi sebagai hobi dan bahkan tidak membayangkan keberadaan posisi artis dalam game. Namun, sekarang dia menjadi seorang Lead Artist di salah satu studio game paling ternama di Indonesia.
Tanpa panjang lebar lagi, berikut adalah obrolan singkat saya dengan Hendry.
Halo Hendry, bisa cerita sedikit tentang siapa kamu ke para pembaca?
Halo, nama saya Hendry Roesly, seorang artis game. Saat ini saya bekerja di perusahaan game indie lokal yang bernama Toge Productions sebagai Lead Artist.
Bisa cerita bagaimana kamu bisa jadi seorang ilustrator profesional?
Sejak kecil saya memang sudah hobi menggambar. Keluarga saya sering cerita kalau dulu tembok-tembok di rumah sudah menjadi korban corat-coret saya bahkan sebelum saya mulai belajar berbicara.
Seiring berjalannya waktu, saya menyadari kalau saya memang sangat suka sekali menggambar dan tidak pernah lepas dari buku gambar serta pensil ke mana pun saya pergi. Saya sendiri juga tidak pernah mendapatkan pendidikan formal dalam urusan seni visual. Jurusan kuliah saya dulu adalah Computer Science and Information System, dan saya belajar seni secara otodidak.
Memainkan video game juga merupakan hobi saya selain menggambar. Saya ingat dengan jelas sekali dulu saya sangat suka menggambar karakter-karakter yang ada di semua game yang saya mainkan seperti Mario, Zelda, Link, karakter-karakter dari Double Dragon, dan lain-lain.
Dulu sebelum mengenal dunia game art pun, saya sempat mempunyai impian ingin sekali suatu saat nanti bisa membuat karya seni untuk game. Biarpun saat itu saya sama sekali tidak tahu bagaimana caranya dan apakah ada yang namanya artis game.
Waktu masih SMP dan SMU, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar komik serta menganggap bahwa bekerja sebagai seorang artis game itu hanya angan-angan kosong saja dan menjadi seorang ilustrator komik itu lebih masuk akal. Meskipun pada saat itu, perkembangan industri komik lokal juga masih belum sebesar sekarang.
Saat kuliah di Amerika Serikat pun, saya juga bergabung ke klub yang berhubungan dengan menggambar, ilustrasi, dan komik, serta sempat membuat komik untuk komunitas kuliah. Tapi di situlah wawasan saya mulai terbuka dan saya menyadari bahwa ada yang namanya game art dan concept art yang membuat passion saya muncul kembali.
Bagaimana kamu bisa terjun ke industri game?
Yang membuat saya bisa masuk ke industri game lokal adalah teman baik saya dan juga orang yang saya anggap sebagai senior saya, yaitu Gregorius Martinus. Dia sudah masuk jauh lebih dulu ke industri game dan mengajak saya untuk ikut berkarir di industri game.
Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan, dan apa yang paling berkesan sejauh ini?
Hampir semua game Toge dari sejak saya masuk. Mulai dari Necronator II, Relic of War, Infectonator II, Lord of Vandaria, Hot Chase, dan Must-a-Mine. Yang paling berkesan buat saya adalah Necronator II karena saya suka dengan tema fantasi medieval.
Bagaimana pandangan kamu tentang industri video game di Indonesia sekarang? Dan apa harapan kamu ke depannya?
Industri video game di Indonesia saat ini sedang berkembang sangat pesat. Sekarang semakin banyak studio-studio game indie yang bermunculan di seluruh Indonesia. Bagi saya itu sangat menyenangkan karena sekarang semakin banyak orang yang mulai “membuka mata” terhadap perkembangan industri game lokal.
Harapan saya ke depannya, semoga pemerintah lebih bisa melirik lebih jauh lagi ke industri game Indonesia dan memberi dukungan untuk mendorong perkembangannya supaya menjadi lebih besar lagi. Karena Indonesia sebenarnya mempunyai banyak orang-orang berpotensi tinggi yang bisa membuat industri game lokal menjadi jauh lebih besar lagi.
Semoga masyarakat Indonesia juga akan lebih “melek” dan teredukasi lagi dalam perkembangan industri game, sehingga ke depannya bisa menjadi peluang karir yang lebih bersaing lagi.
Selain video game, biasanya kamu mengerjakan ilustrasi untuk media apa lagi?
Untuk saat ini saya lebih fokus untuk mengerjakan game Toge saja. Antara urusan kerjaan kantor, keluarga, dan usaha keluarga, sementara ini saya tidak punya banyak waktu untuk mengambil pekerjaan sebagai ilustrator lepas.
Sesekali untuk melepas kejenuhan dan mencari inspirasi, saya mengikuti beberapa art challenge yang tersebar di media sosial. Nantinya bila saya sudah bisa mengatur waktu dengan lebih baik lagi, saya memang berencana untuk mengambil beberapa pekerjaan ilustrasi lepas yang tidak berhubungan dengan game.
Apa yang biasanya menjadi inspirasi kamu dalam mengerjakan karya-karyamu?
Banyak hal yang menjadi inspirasi dalam mengerjakan karya-karya saya. Film dan video game biasanya menjadi inspirasi terbesar buat saya. Membaca komik dan memperhatikan karya-karya artis lain, terutama artis favorit saya juga bisa memberikan saya inspirasi untuk menciptakan karya baru.
Mengikuti art challenge juga salah satu cara buat saya untuk mencari inspirasi dan memecah kejenuhan. Post-apocalypse, zombie apocalypse, dan military black-ops adalah tiga tema favorit yang selalu bisa membuat saya berkarya tanpa henti.
Punya ilustrator favorit?
Tentu saja, dan banyak sekali. Sebut saja seperti Anthony Jones, Dave Rapoza, Neville Page, Rafael Grassetti, Mike “Daarken” Lim, Kekai Kotaki, Kim Jung Gi, Wesley Burt, Vitaly Bulgarov, Ahmad Beyrouthi, Alessandro Baldasseroni, Bobby Chiu, Syosa, Abysswolf, Fool, dan lain-lain.
Demikianlah percakapan singkat saya dengan Hendry Roesly dari Toge Productions. Bila kamu memiliki pertanyaan, sekadar mau mengomentari wawancara ini atau seri Artistalk secara keseluruhan, langsung saja tinggalkan pesan melalui kolom komentar di bawah ya. Sampai jumpa minggu depan.
Deviant Art: Hendry Roesly
ArtStation: Hendry Roesly
[Artistalk] adalah artikel mingguan di Tech in Asia yang membahas mengenai para artis 2D ataupun artis 3D dari Indonesia yang bekerja di bidang video game. Jika kamu punya kritik atau saran untuk artikel ini, silahkan hubungi fahmi@techinasia.com atau melalui @fahmitsu P.S. Jika kamu tertarik untuk mengetahui tentang behind the scene pengembangan game lokal selain dari sudut pandang artist, cek juga seri artikel Devtalk di Tech in Asia IDThe post [Artistalk] Mimpi “Kosong” yang Menjadi Nyata – Wawancara dengan Hendry Roesly dari Toge Productions appeared first on Tech in Asia Indonesia.