Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Kikayu, Alternatif Baru untuk Anda yang Ingin Berbelanja Furnitur Online

$
0
0

Meski belum seramai ranah lainnya, bisnis furnitur di tanah air mulai memasuki ranah online. Beberapa waktu lalu, Tech in Asia membuat daftar e-commerce furnitur di tanah air, dan belum lama ini hadir lagi satu pemain baru di ranah ini: Kikayu.

Founder Kikayu, Ray Putra, menceritakan perihal startup miliknya kepada kami beberapa waktu lalu dan inilah beberapa fakta menariknya.

Menyelamatkan konsumen dari “kena getok” harga

Sebelum memulai bisnisnya, Ray melihat bila banyak toko furnitur konvensional yang kurang transparan dalam memberikan harga pada konsumen. “Bila penjual melihat ada konsumen yang kurang paham akan produknya, maka kecenderungannya mereka akan ‘memainkan’ harga,” ungkapnya memulai perbincangan. Kejadian ini banyak dilihat Ray menimpa orang-orang terdekatnya.

Kondisi tersebut tentu membuat calon pembeli merasa tidak nyaman, belum lagi dengan terbatasnya ruang display di toko konvensional yang membuat pilihan produk menjadi terbatas. “Bila sudah menembus macet dan menghabiskan bensin, dan ternyata hanya mendapat pilihan produk melalui brosur pasti kesal bukan?” lanjutnya.

Berangkat dari dua kondisi itu, Ray mendirikan Kikayu pada Februari 2015 lalu, toko furnitur online yang bertujuan memberikan pengalaman belanja furnitur paling nyaman dengan beragam pilihan untuk rumah dan kantor.

Dari London ke Jakarta

Sebelum menceburkan diri ke ranah startup, Ray yang merupakan lulusan Northumbria University sempat bekerja di Groupon MyCitiDeal London. Di penghujung 2012, ia kembali ke tanah air dan mendirikan agensi web dan desain, sebelum akhirnya mendirikan Kikayu.

Kikayu Screenshot_2

Meski baru berjalan beberapa bulan, Ray mengklaim Kikayu berhasil mendapatkan 350 pengunjung harian dan telah menjaring 200 pelanggan. Dari jumlah itu, rata-rata berasal dari kalangan korporat dan individu dengan rata-rata transaksi Rp5 juta. “Omzet kami meningkat sekitar 20 persen tiap bulan semenjak Kikayu diluncurkan dan 30 persen di antaranya merupakan repeat buyer,” tambahnya.

Kikayu sendiri menyediakan sekitar 28 merek furnitur, dan menyediakan fitur pencarian berdasarkan merek atau tag. Namun saat saya mencobanya, terdapat keanehan pada tampilan karena terdapat tulisan ”Cari produk elektronik, gadget, atau IT berdasarkan merek”,]. Sementara pada pencarian dengan menggunakan tag, tampilan yang terlihat seharusnya masih bisa ditingkatkan lagi.

Masih tersandung masalah logistik

Seperti kebanyakan pelaku toko online lain, masalah logistik masih menjadi penghambat bagi kelangsungan bisnis Kikayu. Terlebih lagi dengan ukuran yang relatif besar membuat rasanya cukup sulit untuk menemukan partner yang bisa dipercaya. “Efeknya adalah sulitnya memberikan garansi pengiriman barang tepat waktu, khususnya untuk mereka yang tinggal di luar Jabodetabek,” jelas Ray.

Untuk di kawasan Jakarta sendiri, Kikayu memberikan layanan pengantaran barang secara gratis. Hal ini boleh jadi merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen. Ray menuturkan bahwa mendapat kepercayaan konsumen merupakan sebuah tantangan tersendiri, mengingat rata-rata nilai transaksinya cenderung lebih besar dibandingkan produk lain yang juga dijual online.

Strategi memberikan harga yang kompetitif juga membuat Ray harus menghadapi protes dari sejumlah toko tradisional karena dianggap “merusak” pasar. “Padahal hal ini seharusnya tidak perlu terjadi karena konsumen berhak untuk memilih dan mendapat harga terbaik,” katanya lagi.

Menambah SKU dan membuat marketplace

Saat ini Kikayu masih berjalan secara bootstrap dan mengandalkan monetisasi dari margin tiap produk yang dijual. Ke depan, Ray dan timnya berencana untuk membuat marketplace khusus furnitur sehingga bisa memberikan lebih banyak pilihan produk bagi konsumen. Selain itu, jumlah SKU yang ada saat ini (10.000) juga dinilainya masih kurang dan ingin ditingkatkan lagi hingga 30.000 SKU pada akhir tahun ini.

Kikayu juga berencana untuk mengembangkan sarana logistik mereka khususnya untuk kota-kota di luar Jabodetabek, dan juga membangun warehouse. Dari sisi teknis sendiri Kikayu masih belum berencana untuk membuat aplikasi mobile dan masih berfokus untuk mengembangkan situs desktop dan mobile mereka.

Baca Juga: Ingin bantu perajin lokal, Livaza hadir sebagai website e-commerce khusus furnitur

Bagaimanapun, Kikayu akan bersaing dengan sejumlah startup yang bergerak di ranah furnitur lain seperti Livaza, Belifurnitur, dan Fabelio.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Kikayu, Alternatif Baru untuk Anda yang Ingin Berbelanja Furnitur Online appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles