Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Lunch Kaki, Jejaring Sosial untuk “Kencan” Makan Siang

$
0
0

Bagi sebagian penduduk ibukota, khususnya bagi para pekerja kantoran, makan siang merupakan salah satu saat yang tepat untuk bersosialisasi. Namun, pergi makan siang dengan rekan kerja yang itu-itu saja dapat menimbulkan rasa bosan. Menikmati makan siang dengan orang asing mungkin terdengar sebagai ide yang bagus, bukan? Tapi, bagaimana cara Anda menemukan orang asing untuk diajak makan siang? Aplikasi jejaring sosial asal Singapura yang hari ini (8/6) diluncurkan di Indonesia, Lunch Kaki, coba menawarkan solusi tersebut.

Aplikasi “kencan” saat makan siang

Sebagai sebuah jejaring sosial, Lunch Kaki memungkinkan penggunanya terhubung dengan pengguna lain. Bagaimanapun, jejaring sosial ini dirancang untuk mengajak pengguna lain makan siang. Setelah melakukan sign-up dan mengisi profil, pengguna akan masuk pada halaman utama yang berisi beberapa menu seperti Search Kakis, Last Min Lunch, dan Random Lunch.

Pengguna bisa mengajak pengguna lain untuk makan siang dengan melakukan pencarian di menu Search Kakis. Namun sebelumnya, pengguna perlu menentukan status makan siang mereka, Last Min Lunch yang artinya mencari pengguna yang ingin diajak makan siang segera dan Random Lunch yang artinya mencari pengguna yang bisa diajak makan siang kapan saja.

Pengguna bisa melakukan pencarian berdasarkan gender dan kisaran umur, tentunya pengguna harus terlebih dahulu mengaktifkan fitur lokasi di smartphone agar nantinya aplikasi ini bisa menampilkan para pengguna yang berada di dekat lokasi pengguna. Setelah hasil pencarian muncul, pengguna bisa melihat hasil berurut berdasarkan jarak terdekat, sent request, maupun received request.

Lunch Kaki Screenshot 1

Pengguna bisa langsung mengirimkan ajakan makan siang pada pengguna yang dipilihnya. Jika pengguna yang diajak setuju, mereka bisa langsung melakukan chatting untuk menentukan tempat makan siang dan hal lainnya. Perlu diketahui bahwa pengguna bisa mengajak hingga lima orang (bagi pengguna reguler) dan hingga sepuluh orang (bagi pengguna premium). Sayangnya, karena baru saja diluncurkan, pengguna Lunch Kaki di Indonesia masih sangat sedikit. Saya belum mencoba mengajak pengguna lain untuk makan siang karena selain hanya sedikit pilihan, kebanyakan mereka berada jauh dari lokasi saya.

Terkait monetisasi, Lunch Kaki memberlakukan tarif $2,99 (sekitar Rp40.000) bagi orang yang ingin mendaftar sebagai pengguna premium. Selain bisa mengajak lebih banyak pengguna lain untuk makan siang, pengguna premium bisa menentukan spesifikasi lokasi berdasarkan Google Map. Co-Founder Lunch Kaki, Melvin Tan, mengatakan bahwa pihaknya juga berencana menggunakan iklan sebagai salah satu sumber penghasilannya.

Ingin menjaring penggila media sosial di Indonesia

Lunch Kaki baru diluncurkan di negara asalnya, Singapura pada November silam. Lalu, kenapa kini mulai berekspansi ke Indonesia? Melvin mengatakan bahwa peluang besar yang ada di Indonesia saat ini mendorong timnya untuk sesegera mungkin melakukan ekspansi. Melvin menuturkan:

Kami meluncurkan layanan ini di Indonesia karena seperti yang kita tahu, jejaring sosial sangat populer di Indonesia. Sementara saat ini, belum ada aplikasi jejaring sosial serupa Lunch Kaki [di negara ini]. Kami tentunya ingin menjaring pasar besar yang terus berkembang ini (Indonesia memiliki sekitar 250 juta penduduk yang notabene 45 kali lebih banyak dibanding Singapura). […] Saya juga membaca bahwa revolusi smartphone di Indonesia telah dimulai, dan sekarang merupakan waktu yang terbaik masuk ke dalam bisnis ini.

Selain itu, Melvin juga optimis Lunch Kaki akan populer di Singapura, Indonesia, dan Malaysia, karena nama “Kaki” yang diambil dari bahasa Melayu. Sementara di Singapura, “Kaki” merupakan bahasa informal yang berarti “teman”.

Saat ini, Melvin mengklaim Lunch Kaki telah memiliki sekitar 3.000 pengguna di Singapura. Di antara pengguna tersebut, 20 persen merupakan pengguna premium, dan 1 persen di antaranya merupakan pengguna premium berbayar. Perlu diketahui bahwa untuk menjaring minat pengguna, saat peluncurannya di Singapura, Lunch Kaki memberikan layanan premium secara gratis di November lalu. Rencananya, strategi marketing serupa akan diberlakukan juga di Indonesia. Melvin menambahkan bahwa 5.000 pendaftar pertama akan mendapat layanan premium secara gratis.

Untuk saat ini, Lunch Kaki memang belum mempunyai pesaing serupa di Indonesia. Bagaimanapun juga, sudah banyak aplikasi media sosial maupun chatting yang mempunyai fitur pencarian pengguna berdasarkan lokasi terdekat, sebut saja WeChat dan BeeTalk.

Baca juga: Sebangsa, media sosial rasa lokal dengan fokus pada layanan publik
Lunch Kaki juga harus berjuang keras mengajak pengguna untuk menggunakan jejaring sosial baru ini. Mengingat banyak media sosial baru di Indonesia yang redup karena kurangnya minat pengguna, entah karena kurang menarik atau mungkin karena masyarakat Indonesia sudah “jenuh” dengan banyaknya media sosial yang mereka punya. Selain itu, fitur premium yang ditawarkan mungkin tidak akan populer di Indonesia, mengingat masih rendahnya minat masyarakat Indonesia untuk membayar layanan aplikasi, terlebih jika fitur yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan versi reguler.

Aplikasi Lunch Kaki tersedia melalui:

iTunes App Store: Lunch Kaki, gratis
Google Play Store: Lunch Kaki, gratis

(Diedit oleh Elfa Putri)

The post Lunch Kaki, Jejaring Sosial untuk “Kencan” Makan Siang appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles