Melanjutkan acara yang berlangsung di Surabaya Senin kemarin, rangkaian kedua dari ajang Game Developers Gathering (GDG) 2015 kembali digelar pada hari Rabu tanggal 3 Juni 2015. Acara yang berlangsung di Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini menyajikan berbagai kegiatan, seperti pameran dari berbagai developer lokal asal Yogyakarta dan sekitarnya, seminar dari berbagai developer sukses di Indonesia, workshop dari Unity dan Gameloft, serta sesi Startup Clinic tertutup untuk para developer terpilih.
Memasuki gedung tempat acara berlangsung, pengunjung langsung disambut dengan jajaran meja yang menjadi tempat para developer yang berbasiskan di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan daerah-daerah lainnya untuk unjuk gigi dengan produk-produk yang mereka miliki. Nama-nama seperti Enthrean Guardian, Classeven, ArKode, stellar-Ø, dan masih banyak lagi memenuhi arena showcase ini.
Masing-masing studio memamerkan game andalan mereka. Contohnya Enthrean Guardian yang memamerkan Renegade Death, stellar-Ø dengan Project Hadoken dan Stellar Arms, serta bermacam-macam game dari berbagai genre dan platform bisa kamu temukan di acara ini.
Selain menjadi ajang untuk para developer memamerkan game mereka, GDG 2015 di Yogyakarta juga memiliki susunan acara yang cukup mirip dengan di Surabaya. Di sini kamu bisa mengikuti workshop serta berbagai seminar dari tokoh-tokoh ternama di industri game dan teknologi Indonesia.
Untuk workshop, terdapat workshop dari Unity seperti yang diikuti Risky di Surabaya kemarin, serta workshop dari Gameloft untuk membantu developer-developer lokal dalam mengembangkan game. Workshop dari Gameloft ini dipandu oleh Chris Pentz dan Tyas Djatmiko, dua produser senior dari Gameloft Yogyakarta.
Dalam workshop yang berlangsung seharian ini, kedua produser tersebut menyampaikan berbagai kiat-kiat untuk menjadi manajer proyek video game yang baik. Mulai dari memberikan materi-materi tentang berbagai metode manajemen proyek, sampai ke mengenalkan software gratis bernama Hansoft yang sangat berguna dalam mengatur proyek.
Selain kedua workshop tersebut, terdapat juga seminar-seminar yang berlangsung dari pagi sampai acara berakhir. Seminar-seminar yang ada antara lain disampaikan oleh Kris Antoni dari Toge Productions, Budiman Julius dari Monk’s Hill Ventures, Anton Budiono dari Artoncode, Shafiq Husein dari Touchten Games, dan lain-lain. Baik seminar maupun workshop yang diadakan dihadiri oleh para developer lokal serta mahasiswa dari Universitas Atma Jaya sendiri.
Di luar aktivitas pameran, workshop, dan seminar, sama seperti di kota lainnya, GDG Yogyakarta juga menyertakan sesi Startup Clinic untuk membantu para developer lokal dalam berbagai hal yang berhubungan dengan perkembangan mereka. Developer-developer yang mengikuti Startup Clinic hanyalah developer yang sebelumnya telah dipilih oleh panitia melalui berbagai seleksi beberapa minggu sebelum GDG berlangsung.
Selama Startup Clinic, para developer mengenalkan diri mereka serta produk-produk yang pernah atau tengah mereka kerjakan. Sesi yang berlangsung tertutup ini memberikan bimbingan kepada developer dalam urusan penggalangan dana, manajemen, penerbitan game, pendekatan ke media, serta pemolesan game agar hasil akhir dari game yang dikembangkan bisa lebih maksimal.
Orang-orang yang memberikan bimbingan kepada para developer ini terdiri dari para pembicara di seminar, serta perwakilan dari media seperti Duniaku dan Tech in Asia sendiri. Perwakilan dari Kemenkominfo pun tidak ketinggalan ikut bergabung sebagai narasumber. Jujur saja, banyaknya ilmu yang dibagikan selama Startup Clinic tidak hanya bermanfaat kepada para peserta, tapi juga kepada narasumber yang baik secara langsung maupun tidak langsung saling bertukar informasi.
Meskipun berisi banyak sekali ilmu-ilmu yang disampaikan baik dari seminar, workshop, maupun Startup Clinic, cukup disayangkan jumlah peserta showcase di Yogyakarta ini masih kalah jauh dibandingkan dengan GDG di Surabaya dua hari sebelumnya. Nihilnya hiburan sampingan yang meramaikan acara seperti kontes Ultra Space Battle Brawl yang diadakan Mojiken jelas cukup mempengaruhi kehebohan GDG Yogyakarta. Walaupun bukan berarti acara di Kota Pelajar ini tidaklah berkualitas, karena masing-masing kota memiliki kelebihannya masing-masing.
Secara keseluruhan, GDG 2015 Yogyakarta jelas merupakan tambahan sempurna untuk rangkaian acara Game Developers Gathering yang diadakan di empat kota selama tahun 2015. Acara ini juga sangat sempurna bagi orang-orang yang sedang atau berminat untuk masuk ke industri game, baik yang masih pelajar ataupun yang hendak menseriusi bidang ini sebagai pekerjaan mereka.
Jika kamu merupakan seseorang yang menggemari industri game, mengunjungi acara puncak Game Developers Gathering 2015 yang akan berlangsung November nanti di Bandung jelas merupakan sebuah kewajiban. Jika pemanasannya saja sudah sepanas ini, dijamin acara puncaknya akan sangat seru untuk diikuti.
Sumber Gambar: Duniaku
The post Game Developers Gathering 2015 Yogyakarta – Tempat Tumbuhnya Benih-Benih Industri Game Lokal untuk Masa Depan appeared first on Tech in Asia Indonesia.