September lalu, Alibaba mengejutkan ranah teknologi global dengan memecahkan rekor IPO. Namun perusahaan raksasa yang didirikan Jack Ma ini tidak selalu menjadi “raksasa”. Dalam memoar mantan VP Alibaba, Porter Erisman, Alibaba’s World: How a Remarkable Chinese Company is Changing the Face of Global Business, Anda bisa mengetahui sekilas cerita di balik salah satu perusahaan terbesar di dunia ini.
Sebagian besar isi buku Porter berisi sejarah Alibaba, atau setidaknya cerita yang mana Porter juga ikut terlibat. Bergabung di masa-masa awal Alibaba, Porter menjadi bagian dari tim pemasaran internasional yang berbasis di Hong Kong; yang menurut Porter, seolah menjadi bagian lain dari kantor pusat di Hangzhou dan bahkan tidak terpikat oleh Jack Ma. Ketika tim tersebut dibubarkan, Porter menjadi satu-satunya yang bertahan, mengelola sendirian PR internasional Alibaba.
Karena posisinya, Porter menghabiskan banyak waktu dengan Jack Ma, dan bagian lain buku ini berisi banyak anekdot dari pria berwajah aneh itu. Sosoknya digambarkan sebagai pribadi yang passionate dan hangat, terkadang salah jalan, namun disukai banyak orang. Sebagai contoh: setelah pertemuan yang memaksa Jack Ma memberhentikan karyawan di kantor Alibaba di Silicon Valley, dengan bercucur air mata Jack Ma bertanya apakah ia “orang yang jahat.” Contoh lainnya: pada tahun 2005 ketika seorang eksekutif Taobao terlalu terbawa suasana berbicara tentang eBay dan mengatakan bahwa Alibaba akan membunuh para “iblis asing,” Jack Ma langsung naik ke atas panggung. Ia menyela orang tersebut dan mengingatkan semua orang bahwa Alibaba adalah perusahaan global, dan mengusung nasionalisme tidak dibenarkan di perusahaan ini.
Tentu saja Jack Ma tak luput dari kekurangan. Porter mengkritisi penanganan yang dilakukan Alibaba terhadap Yahoo China yang saat itu dipimpin Zhou Hongyi. Menurut Porter, meski Zhou keluar dari layanan tersebut dan menarik banyak karyawannya, itu bukan masalah terbesar yang dihadapi Alibaba, namun lebih kepada kurang pahamnya Jack Ma terhadap layanan pencarian. Commerce, bahkan e-commerce, adalah hal yang sosial dan memungkiknkan pengguna berinteraksi dengan pengguna lain. Tapi layanan pencarian berarti pengguna berinteraksi dengan algoritma. Kegagalan Jack Ma untuk benar-benar memahami pentingnya perbedaan ini dan pilihannya untuk bersengketa dengan Zhou dianggap sebagai penyebab utama jatuhnya Yahoo China di ranah situs search di China.
Selain cerita mengenai Jack Ma, buku ini juga berisi bagian yang menghibur, seperti saat Porter bercerita tentang persaingan PR Alibaba dan eBay untuk merebut posisi di pasar China. Ada satu kesempatan dimana kepala PR eBay dengan sombongnya mengirim e-mail kepada Porter bahwa ia berencana mengkonsolidasikan posisi eBay di puncak pasar China. Porter kemudian membalas e-mail tersebut dengan menyarankan kepala PR eBay untuk membaca The Search for Modern China dan Building a Website for Dummies. Kemudian, ketika eBay “menendang” Alibaba dari acara eBay! Live secara mendadak, Alibaba memesan hotel di dekat venue acara tersebut berlangsung, membanjiri acara tersebut dengan logo Alibaba, dan mencoba menarik tamu eBay untuk menghadiri seminar mereka.
Karena Porter memilih untuk meninggalkan perusahaan setelah IPO pertama (IPO Alibaba di Bursa Efek Hong Kong pada tahun 2007), tidak ada banyak cerita setelah masa itu yang ditulis di buku. Ia langsung membahas keadaan Alibaba di masa sekarang dan berlanjut ke bagian tentang Alibaba Group dan spekulasi masa depan perusahaan ini. Jika Anda mengikuti ranah industri teknologi China, Anda mungkin sudah mengetahui sebagian besar informasi tersebut, tapi bagi mereka yang kurang akrab dengan Alibaba dan keadaan pasar saat ini, bagian ini memberikan gambaran yang sangat baik.
Buku ini diakhiri dengan bagian yang disebut “Alibaba and the 40 Lessons,”. Pada bagian ini Porter mengumpulkan 40 kutipan bisnis, dan secara singkat menjelaskan teori di balik masing-masing kutipan tersebut. Beberapa di antaranya sudah cukup jelas, seperti “Make sure you have a great idea”, namun ada juga yang menyelipkan pesan tersirat, seperti “Don’t change rabbits.”
Anda bisa membaca buku ini untuk mengerti apa maksud dari kutipan-kutipan tersebut.
Porter menulis dengan gaya bahasa yang ringan dan sederhana, sehingga membuat pembaca lebih mudah paham. Hal ini pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan buku ini kurang dari 24 jam. Bagaimanapun, pembaca harus tahu bahwa ini adalah buku bisnis tentang langkah strategi dan PR Jack Ma dan Alibaba, bukan tentang seperti apa kehidupan sehari-hari di Alibaba. Porter tidak menyampaikan apa rasanya bekerja di perusahaan raksasa itu. Ia berusaha menyampaikan bagaimana perusahaan ini tumbuh dari startup kecil yang dimulai di apartemen Jack Ma menjadi salah satu perusahaan terbesar di planet ini.
Sebagai penutup, Alibaba’s World adalah bacaan berharga bagi siapa pun yang tertarik pada pasar China atau startup pada umumnya. Karena Porter tidak bergabung dari awal dan telah meninggalkan perusahaan beberapa tahun yang lalu, buku ini tidak sepenuhnya lengkap (suatu hari nanti saya berharap kita akan mendengar cerita lengkap dari Jack Ma sendiri). Bagaimanapun Alibaba’s World masih bisa memberikan gambaran bagaimana Jack Ma dan manajernya membangun perusahaan mereka menjadi raksasa seperti sekarang ini.
Cukup banyak pelajaran yang bisa dipetik dari buku ini. Namun jika Anda hanya mencari cerita menarik tentang Jack Ma, sudah ada beberapa buku lain yang membahas tentang itu. Sama seperti film Crocodile in the Yangtze garapan Porter, Alibaba’s World juga layak menjadi salah satu referensi Anda.
(Diterjemahkan oleh Lina Noviandari dan diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Review buku Alibaba’s World: Cerita di Balik Raksasa E-commerce Besutan Jack Ma appeared first on Tech in Asia Indonesia.