Lara Croft: Relic Run merupakan contoh yang tepat, bagaimana pelaku industri game modern seharusnya memperlakukan franchise klasik ke dalam versi mobile tanpa merusak image yang terlanjur melekat di kepala kita saat mendengar nama karakter dari game itu disebut.
Sama seperti seri utamanya, game spin-off dari serial Tomb Raider ini membawamu ke dalam aksi perburuan relik yang seru, tapi sekarang dengan gameplay yang bisa dibilang mirip Temple Run. Meski sebagian besar inti permainannya sama, yang jelas Relic Run memiliki ciri khas Tomb Raider yang membuatnya begitu menarik untuk dimainkan, baik itu bagi mereka yang sebelumnya pernah bermain Tomb Raider maupun mereka yang belum.
Serasa Bermain Temple Run Dengan Beragam Inovasi di Mana-Mana
Di sini kamu akan berlari menyusuri hutan Kamboja sebagai Lara Croft, dalam upayanya mencari puluhan relik yang hilang. Sama halnya game endless run dengan grafis 3D di luar sana, kamu diberikan kontrol yang sangat mudah dipelajari namun susah untuk dikuasai. Kamu hanya tinggal menyapukan jari ke kanan dan ke kiri untuk berpindah jalur, sapuan jari ke atas untuk melompat, kemudian bawah untuk merosot menghindari objek di atasmu.
Meskipun konsepnya sangat mirip dengan Temple Run, Lara Croft: Relic Run tetap memiliki keunikannya sendiri, mulai dari variasi level yang akan menantang refleks jarimu dalam bermain, hingga keberadaan animasi unik yang menghiasi perubahan transisi permainan.
Di game ini permainanmu bisa berganti dari aksi running menjadi aksi pemanjatan dinding, kemudian beralih lagi mengendarai motor di antara rute yang ekstrim. Semua itu dilakoni Lara, demi mengumpulkan petunjuk untuk mendapatkan artefak yang diinginkan.

Selalu ada saja animasi khusus di setiap transisi gerakan yang kamu lakukan
Ragam aksi tadi diramaikan pula dengan model permainan shooter yang sangat simpel, di mana kamu hanya perlu melakukan tap untuk menembak musuh yang berniat mengagalkan upaya pencarianmu. Tak hanya itu saja, bila kamu beruntung hingga mencapai jarak yang cukup jauh, kamu akan berhadapan dengan bos seperti T-Rex, yang siap melahapmu seandainya kamu kurang cermat saat bermain.
Walaupun sebagian besar variasi permainan tadi sudah terbilang oke, namun hal tersebut sebenarnya bukanlah inovasi yang benar-benar berarti bagi permainan endless runner secara keseluruhan. Imangi Studio selaku kreator Temple Run sebenarnya sudah melakukan hal yang sama di sekuel game mereka yang kedua.
Jadi untuk urusan gameplay, saya pikir Lara Croft: Relic Run hanyalah melanjutkan formula yang selama ini sudah terbukti populer dalam permainan runner. Apalagi bila kamu sudah pernah menjajal Spider-Man Unlimited yang menjadi salah satu game runner terbaik tahun lalu.
Grafis Menawan Namun Diawali Fitur Hiasan yang Awalnya Dipaksakan

Sesi tembak menembak semacam ini menjadi selingan yang menarik untuk dimainkan
Berbicara tentang grafis, Lara Croft: Relic Run boleh dibilang memiliki visual yang sangat solid untuk ukuran game runner keluaran tahun 2015. Detail lingkungan serta keberadaan latar yang cukup bervariasi menjadikan petualangan Lara Croft begitu enak dipandang, dan kamu tidak akan jenuh untuk terus melakukan perburuan relik dalam game ini.
Oh ya, sekedar tip agar performa game kamu berjalan dengan lancar, saya sarankan kamu untuk mematikan fitur Parkour Slow Motion serta Record With Everyplay yang awalnya sengaja diaktifkan oleh developer. Menyalakan kedua fitur tadi akan membuat game ini mengalami sedikit lag, sehingga agak mengganggu kenyamananmu bermain, apalagi bila perangkat bermain kamu bukan tergolong high-end.
Lara Croft Yang Pemberani Dan Juga Dermawan Dari Segi IAP

Sayangnya untuk saat ini tidak ada Lara Croft dengan tampilan Tomb Raider di era PS1 dulu
Untuk penawaran IAP, Square Enix mematok harga yang cukup terjangkau, yaitu batas harga minimal seharga Rp12.000. Dengan uang tersebut, saya bisa mendapatkan 100 berlian yang berfungsi untuk pembelian bermacam jenis upgrade serta power-up untuk hidup kembali, namun tidak mencukupi pembelian kostum yang dibanderol seharga 150 berlian.
Selain pembelian lewat IAP, untungnya berlian tersebut bisa juga kamu dapatkan dari hasil log in harian serta butiran power-up yang tersebar di sepanjang level. Untuk opsi daily login sendiri, kamu bahkan berkesempatan untuk mendapatkan lebih dari lima butir berlian setiap harinya. Dengan perolehan berlian gratis tadi, kamu jadi berkesempatan untuk mendapatkan berbagai konten Lara Croft: Relic Run tanpa uang, asalkan kamu rajin memainkannya.
Kesimpulan

T-Rex adalah satu dari sekian bos yang kamu hadapi dalam Relic Run
Secara keseluruhan Lara Croft: Relic Run merupakan game endless runner yang layak untuk dijadikan game pilihanmu bermain minggu ini. Meskipun pemilihan genre endless runner dalam spin-off kali ini dirasa kurang begitu berbobot, apalagi bagi mereka yang mengharapkan aksi petualangan sekelas Tomb Raider. Setidaknya konsep Relic Run jauh lebih masuk akal bagi saya, dibandingkan permainan kartu Tomb Raider: Reflections yang untungnya tidak jadi jadi dilanjutkan sejak diumumkan Square Enix dua tahun lalu.
Oh iya, kamu bahkan bisa juga memainkan game ini tanpa harus tersambung dengan koneksi internet sama sekali. Jadi saya pastikan Lara Croft: Relic Run akan menjadi game rekomendasi saya buat kamu yang mengeluhkan kurangnya keberadaan game offline berkualitas akhir-akhir ini.
The post Review Lara Croft: Relic Run – Bukti Bahwa Spin-Off Tomb Raider Berpadu Aksi Temple Run Bukanlah Ide Buruk appeared first on Tech in Asia Indonesia.