Apa yang membuat sebuah game action dikatakan berkualitas? Apabila diukur dengan standar video game pada saat ini, faktor-faktor seperti tampilan high definition, musik latar yang direkam langsung, atau gameplay mendalam dengan durasi puluhan jam mungkin akan muncul di benakmu. Tidak mengherankan memang, dengan kehadiran game AAA seperti Grand Theft Auto V atau Assassin’s Creed, ekspektasi kita terhadap sebuah game memang semakin tinggi setiap harinya.
Seakan berusaha membuktikan diri bahwa sebuah game itu lebih dari sekadar presentasi prima dengan budget menjulang, developer game indie bernama Alper Sarikaya mendesain sebuah game action platformer simpel berjudul Sword of Xolan di perangkat mobile. Presentasi yang ia sajikan terkesan ketinggalan zaman dengan gameplay yang mungkin sudah kamu temukan berulang kali di game platformer lain. Namun, apakah lantas Sword of Xolan menjadi sebuah game yang biasa saja? Mari ikuti pengalaman saya bermain game ini.
Platformer Klasik Di Perangkat Modern
Kamu berperan sebagai Xolan, seorang kesatria yang berusaha menyelamatkan penduduk kota dan menumpas penyihir jahat beserta kroni-kroninya. Xolan sang kesatria memiliki sebilah pedang besar yang ia gunakan untuk menebas para musuh yang menghadang. Selain itu, ia juga memiliki kemampuan untuk menembakkan bola api.
Developer Alper Sarikaya memberikan dua mode permainan untuk kamu taklukkan di dalam Sword of Xolan. Mode pertama adalah mode cerita di mana kamu akan mengendalikan Xolan menyusuri puluhan level untuk mengalahkan penyihir jahat. Mode kedua adalah mode challenge yang akan menantangmu untuk menghancurkan sejumlah target dengan waktu tertentu. Level di dalam mode challenge baru akan terbuka setelah kamu melewati suatu milestone di dalam mode cerita.
Petualangan Xolan membawanya ke tiga chapter yang berbeda, masing-masing terdiri dari sepuluh level dan satu buah bos di setiap akhir chapter. Xolan akan menghadapi berbagai jenis musuh yang semakin lama semakin tangguh. Progres permainan yang semakin jauh juga akan menghadapkannya pada berbagai jenis jebakan yang harus ia lewati.
Selain melewati setiap level, kamu juga ditantang untuk menemukan tiga penduduk kota yang ditawan serta sebuah peti harta di setiap level. Seringkali lokasi penjara tempat penduduk kota ditawan dan peti harta ini tersembunyi. Apabila kamu berhasil menemukan semua penduduk dan peti harta yang tersembunyi, maka kamu akan mendapatkan jumlah koin emas yang cukup besar di akhir level.
Ketika jumlah koin yang terkumpul telah mencukupi, kamu bisa menukarkannya dengan kartu yang memberikan dampak positif bagi petualangan Xolan. Dampak yang ditimbulkan cukup beranekaragam, seperti memperbesar drop rate koin emas dari musuh, memberikan satu tambahan nyawa ketika menghadapi bos, atau sekadar memperpanjang waktu kekebalan sesaat setelah menerima serangan musuh. Memang tidak ada yang istimewa dari efek yang diberikan kartu, namun ternyata efeknya sangat mempermudah petualangan saya.
Platformer Sempurna Di Platform Mobile
Tampaknya developer benar-benar mendesain Sword of Xolan untuk dimainkan di platform mobile. Setiap level yang dilewati Xolan tidak begitu luas layaknya game platformer yang saya temui di console. Setiap level bisa dilewati dalam waktu kurang dari sepuluh menit apabila ditempuh dengan lancar. Namun, bukan berarti menyelesaikan setiap level adalah hal mudah untuk dilakukan. Apabila Xolan mati di tengah jalan, maka kamu harus mengulang dari awal karena tidak ada checkpoint untuk mengulang dari pertengahan level.
Kontrol Xolan mengandalkan tombol virtual yang terdapat pada sudut kiri dan kanan bawah layar. Total hanya ada terdapat lima tombol, dua di sisi kiri untuk pergerakan Xolan serta tiga di sisi kanan untuk aksi Xolan melompat atau menyerang musuh. Saya tidak mengalami kesulitan sama sekali untuk membiasakan diri mengendalikan Xolan selama permainan. Namun, pengalaman bermain ini pastinya akan lebih terasa maksimal apabila menggunakan aksesoris controller yang bisa dipasangkan pada perangkat mobile.
Dari segi grafis maupun audio, Sword of Xolan mengingatkan saya pada game sejenis di console klasik seperti Super Mario di NES dengan tampilan piksel. Walau terlihat sangat simpel, namun kesederhanaan tersebut sama sekali tidak mengurangi keseruan permainan. Presentasi seperti ini menurut saya malah pas dengan gameplay yang didesain sama simpelnya.
Harga Minimal Untuk Pengalaman Maksimal
Developer Alper Sarikaya mengandalkan skema berbayar untuk mendapatkan penghasilan dari game tersebut. Dengan menebus Rp12.000, kamu bisa menikmati keseluruhan petualangan Xolan tanpa harus terganggu IAP ataupun tampilan iklan di dalamnya. Walau saat ini baru tersedia di Apple App Store, namun Alper Sarikaya bermaksud untuk merilis versi Android maupun Windows Phone juga suatu saat.
Memang, permainan petualangan Xolan yang berjumlah tiga puluh level bisa kamu tamatkan dalam waktu beberapa hari saja. Mode challenge yang ada pun hanya terkesan sebagai pelengkap saja. Walaupun saya pikir Sword of Xolan tidak memiliki replay value yang tinggi, namun dengan perbandingan antara harga dan gameplay yang seru di dalamnya, saya rasa Sword of Xolan tetap patut untuk kamu mainkan.
The post Review Sword of Xolan – Platformer Simpel Tapi Seru! appeared first on Tech in Asia Indonesia.