Gamevil berambisi menjadi gudangnya RPG mobile. Kalimat tersebut saya rasa tepat untuk menggambarkan kenapa penerbit game asal Korea Selatan ini getol sekali berkecimpung di ranah genre yang persaingannya cukup ketat ini. Tak banyak penerbit game mobile yang konsisten memenuhi pasar freemium dengan bermacam judul RPG sebanyak Gamevil. Dan sekali lagi, lewat kemunculan Dragon Blaze, Gamevil meramaikan keberadaan genre ini dengan sebuah game yang nilai produksinya cukup tinggi.
Dragon Blaze sendiri merupakan game bergenre RPG yang dikembangkan oleh developer FLINT. Di sini kamu akan menjalani petualangan epik sebagai salah satu dari lima kelas yang disediakan, yakni Warrior, Mage, dan lain sebagainya. Karakter buatanmu nantinya akan bertindak sebagai pemimpin dari grup. Seiring berjalannya permainan, kamu akan merekrut dan melatih anggota tim tambahan, memperoleh experience, naik level, kemudian mengembangkan skill agar menjadi lebih kuat daripada sebelumnya.
Serba Otomatis Mengikuti Tren RPG Mobile Yang Semakin Praktis
Begitu permainan Dragon Blaze dimulai, kamu akan langsung dibawa ke dalam cerita epik seputar misteri kebangkitan Deathcrown, jelmaan naga kuno yang berpotensi menghancurkan negeri Dragon’s Landing. FLINT sendiri cukup mengedepankan aspek cerita sebagai ujung dari pengalamanmu bermain Dragon Blaze. Game ini terus-menerus akan memberimu konteks cerita yang berurutan di setiap chapter. Jika kamu termasuk gamer yang memperhatikan aspek cerita, maka saya sarankan kamu untuk memperhatikan setiap detail balon teks yang diucapkan karakter, karena game ini tak akan mengulanginya lagi untukmu. Kecuali bila kamu membuat karakter baru.
Perjalananmu dalam menyelamatkan negeri Dragon’s Landing akan terbagi dalam sekumpulan stage dalam satu level. Masing-masing stage tadi akan langsung membawamu ke dalam medan pertempuran melawan monster sebanyak tiga hingga empat gelombang. Beberapa stage tersebut bahkan menawarkan beberapa tantangan spesial seperti aksi pertarungan bos, di mana kamu akan menghadapi lawan yang cukup tangguh.
Berbicara soal gameplay, Dragon Blaze pada dasarnya adalah sebuah RPG dengan penyederhanaan di mana-mana. Begitu kamu selesai membuat karakter dan menjalani bagian lima menit pertama dari permainan, kamu akan memahami bahwa game ini tak memberikan kontrol pertarungan secara penuh kepada pemain. Anggota grup yang telah kamu pilih akan bertarung secara otomatis, dan kamu hanya perlu memilih mana musuh yang akan diserang karakter hero kamu. Gameplay yang serba otomatis ini lebih tepat dikategorikan ke dalam ranah strategi, dan secara tak langsung juga membuat saya teringat dengan konsep permainan idle clicker.
Satu-satunya akses kontrol yang kamu miliki adalah tombol untuk mengeksekusi serangan milik sang hero, serta tombol mengaktifkan auto attack. Untuk menentukan mana musuh yang ingin kamu serang, kamu hanya perlu melakukan tap di atasnya dan menunggu hingga musuhmu mati. Dengan adanya fitur auto attack tadi, saya merasa game ini membuat pemainnya malas untuk berstrategi. Untungnya, tak semua pertarungan bisa kamu jalani dengan cara seperti ini. Terkadang saya beralih bermain secara manual untuk menghabisi musuh tertentu yang berpotensi menjadi biang kekalahan tim, seperti unit disabler dan stunner yang menjengkelkan.
Absennya kontrol grup dalam Dragon Blaze awalnya agak mengurangi keasyikan saya dalam bermain. Namun, begitu menginjak waktu 30 menit, secara perlahan game ini memulai memperlihatkan gambaran di mana pesona permainannya. Yep, seperti judul ulasan saya tadi, kamu akan sibuk mengkombinasikan unit summon terkuat untuk menjadi yang terkuat di Dragon’s Landing.
Gonta-Ganti Anggota Grup Yang Merata
Setiap unit nonhero dalam Dragon Blaze akan dibagi ke dalam tiga peranan kelas yang berbeda, yaitu DPS, Tank, dan Support atau Healer. Ketiganya memiliki kumpulan skill khusus yang membedakan antara satu unit dengan unit dari kelas lainnya. Contoh, seorang Healer mampu berperan sebagai support debuff agar grup kamu terhindar dari efek negatif lawan, dan unit Healer lain bahkan bisa juga memberikan efek silence yang sangat berguna di medan pertempuran. Jumlah setiap skill dari masing-masing unit tergantung dari rank yang mereka miliki. Semakin bagus rank yang mereka punya, maka semakin besar pula kontribusi mereka dalam membantumu memenangkan pertarungan.
Sama seperti standar game free to play di luar sana, untuk mendapatkan unit summon yang hasilnya diacak oleh komputer, kamu perlu menjalani grinding yang cukup melelahkan demi mengumpulkan berlian ruby dan friend point. Mata uang friend point ini hanya bisa kamu peroleh dari mengajak karakter milik temanmu ke dalam medan pertempuran, jadi bersiaplah menjalin perkawanan dengan orang lain yang tidak kamu kenal di sini.
Untuk mendapatkan ruby secara cuma-cuma, kamu bisa menjalani aksi raid bersama karakter milik pemain lain dan juga memaksimalkan status rapport yang dimiliki setiap summon yang kamu punya. Status rapport ini cara kerjanya mirip seperti sistem leveling dari masing-masing unit, sehingga kamu perlu mengganti slot anggota grup demi menaikkan level unit summon lain yang belum pernah kamu sentuh sebelumnya. Sistem ini bisa dibilang cukup adil bagi pengalaman bermain saya. Kita jadi diajak untuk tidak sering terpaku dengan unit yang selalu sama dan dituntut untuk terus bereksplorasi dalam penyusunan grup.
Selain dua mata uang tadi, kamu juga berkenalan dengan koin. Koin adalah mata uang yang bisa digunakan untuk evolusi monster, membuat guild, dan membeli item healing seperti ramuan eliksir atau scroll yang harganya lumayan mahal. Meski terlihat cukup membantu, sayangnya keberadaan slot consumable item yang amat sangat terbatas (dan gameplay yang sangat cepat) membuat item satu ini kurang begitu diminati, sehingga koin gold cenderung membeludak dan jarang terpakai (kecuali kamu berniat membuat guild sendiri). Alangkah menariknya lagi bila kita juga diberikan pilihan membeli summon ataupun perlengkapan kosmetik dengan hasil jerih payah kita satu ini.
Mode Alternatif Yang Cukup Bervariasi
Seandainya kamu bosan mengatasi betapa repetitifnya permainan single story, kamu bisa mengalihkan perhatianmu sebentar ke mode Arena, Labyrinth, dan Raid yang sempat saya singgung di atas tadi. Dalam mode Arena, kombinasi grup yang kamu buat akan berhadapan dengan grup milik pemain lainnya di luar sana. Sedikit tip untuk kamu yang ingin menjalani mode ini, kunci keberhasilanmu benar-benar ditentukan dari kombinasi party dan seberapa sering kamu menaikkan evolusi dari pasukanmu. Di sini saya pernah kalah akibat menganggap remeh hero lawan yang berlevel kecil. Begitu saya melawan dia, tim saya dibuat keok karena semua unit miliknya jauh lebih master daripada milik saya.
Untuk Labyrinth sendiri kurang lebih permainannya sama seperti Arena, hanya saja di sini kamu akan menghadapi gelombang musuh tanpa henti yang semakin lama semakin tangguh. Berbeda dengan dua mode lainnya, dalam Raid, kamu akan bekerja bersama tiga hero milik pemain lainnya untuk menjatuhkan satu ekor monster raksasa. Mode satu ini terkadang membutuhkan fokus pemain yang lebih besar, sehingga ada kalanya kamu perlu mematikan fitur auto combat demi keberhasilanmu bermain.
Pertempuran Wayang Mewah
Berbicara soal grafis, Dragon Blaze memiliki grafis yang membuatmu teringat dengan game Dragon’s Crown besutan Vanillaware. Meski memiliki kualitas 2D yang mewah, sayangnya game ini tidak diimbangi animasi pertarungan yang terbilang bagus, sehingga terkesan seperti menyaksikan aksi pertarungan wayang. Kekurangan ini untungnya ditutupi dengan efek visual yang solid, serta variasi unit yang lumayan beragam. Dengan kombinasi elemen visual terebut, kesan permainan yang repetitif menjadi sedikit terobati dengan dahsyatnya pertarungan wayang yang terjadi di layar.
Untuk IAP, Gamevil membanderol IAP Dragon Blaze dengan kisaran harga minimal yang sedikit lebih murah dibandingkan game keluaran Gamevil seperti Kritika: The White Knights. Meski terbilang murah, kamu mungkin tidak akan berpikiran untuk membelinya kecuali berminat mengganti tampilan karaktermu dengan bermacam aksesoris yang terbilang mahal. Untuk item aksesoris seperti kostum (yang juga memberimu atribut khusus) saja membutuhkan 105 ruby yang apabila dinominalkan senilai Rp119.000.
Meskipun item kosmetik tadi terbilang mahal, bukan berarti kamu tidak mungkin memiliki equipment tersebut melalui aktivitas grinding yang cukup intens. Kamu boleh-boleh saja menginvestasikan sebagian besar waktumu untuk menjalani grinding yang melelahkan, toh Gamevil juga menyediakan daily login berhadiah ruby bila kamu memainkan Dragon Blaze setiap harinya.
Kesimpulan
Sebagai penutup, Dragon Blaze adalah RPG yang tampil beda dengan menitikberatkan aspek kombinasi dan strategi dalam permainannya. Sayangnya, gameplay Dragon Blaze yang berjalan serba otomatis justru membuatnya kurang begitu bisa dinikmati oleh sebagian besar kalangan gamer hardcore. Saya pribadi menganggap mekanisme permainan game ini sebenarnya tidak terbilang buruk, hanya saja sedikit susah direkomendasikan bagi pemain yang menginginkan kontrol sepenuhnya dalam sebuah permainan RPG. Bila kamu tidak keberatan dengan hal ini, maka Dragon Blaze merupakan sebuah alternatif RPG yang bisa kamu coba bulan ini.
The post Review Dragon Blaze – Kombinasikan Summon Terkuat Untuk Menjadi Grup Petualang Yang Hebat! appeared first on Tech in Asia Indonesia.