Saya sudah cukup sering mengatakan hal ini sebagai pembuka segmen Artistalk, tapi perjalanan hidup seseorang memang tidak pernah terduga. Banyak orang yang kini bekerja di industri game tidak menyangka-nyangka bahwa mereka akan terjun ke industri yang sedang berkembang ini seperti sekarang. Salah satunya seperti yang dialami oleh Roland Melvin Zabarjad.
Dengan latar belakang pendidikan agama, Roland berniat untuk terjun ke industri game dengan bakatnya sebagai seorang komposer. Tapi untuk mencapai impiannya ini, dia mencoba untuk masuk dengan cara belajar teknik yang tidak berhubungan dengan musik sama sekali yaitu seni menggambar piksel. Kira-kira bagaimana kisah Roland bisa berada di posisinya sekarang ini? Cek langsung obrolan singkat saya dengan dia di bawah.
“…Awalnya saya kira [menggambar piksel] lebih mudah, “nitik aja gue juga bisa,” tapi ternyata susah juga…”
Halo Roland, bisa cerita sedikit tentang siapa kamu ke para pembaca?
Halo, nama saya Roland Melvin Zabarjad, ilustrator lepas spesialis piksel dan juga komposer dari studio game Playlian. Hobi saya main game dan belajar sejarah.
Bisa cerita bagaimana kamu bisa jadi seorang ilustrator profesional? Apakah memang sudah hobi dari kecil?
Sejak kecil saya lebih tertarik ke musik daripada menggambar, malah awalnya saya kenal dulu dengan industri game dan mencoba menjadi komposer. Karena iri melihat teman-teman illustrator yang bisa menggambar dengan bagus, muncul keinginan untuk juga ikut belajar menggambar. Dan karena saya sama sekali tidak punya bakat artistik, sejak awal saya mencoba belajar gaya gambar piksel. Awalnya saya kira lebih mudah, “nitik aja gue juga bisa,” tapi ternyata susah juga, hehehe. Tapi saya tetap meneruskan untuk belajar piksel sebagai selingan, dan tidak disangka malah selingan inilah yang akhirnya hari ini saya tekuni sebagai pekerjaan.
Bagaimana kamu bisa terjun ke industri game?
Sebenarnya masuk ke industri ini awalnya saya anggap mustahil, karena jurusan kuliah saya yang non-sekuler, Teologi Agama Kristen, dan saya berpikir pastinya di masa depan saya akan menjadi seorang pendeta. Di tengah masa kuliah saya kemudian baru tahu kalau di Indonesia ternyata juga ada industri game. Mengetahui hal ini mengingatkan saya pada impian masa lalu untuk bekerja di dunia game. Karena tidak mau ada perasaan menyesal nantinya menjadi pendeta tanpa pernah tahu seperti apa dunia yang pernah saya impikan, saya putuskan untuk setidaknya mencicipi sedikit, semampunya.
Awalnya saya mencoba masuk ke dunia game sebagai komposer, tapi ternyata di Indonesia sedikit sekali studio game yang mau mempekerjakan komposer. Sekalipun ada lokasinya di luar domisili saya yaitu kota Surabaya. Karena tidak bisa meninggalkan Surabaya dengan alasan harus menempuh studi, akhirnya saya coba banting setir untuk bisa kerja di studio game. Menjadi programmer jelas mustahil, yang lebih masuk akal mencoba peruntungan menjadi artis, waktu itulah saya akhirnya belajar menggambar bergaya piksel sebagai selingan. Awalnya sempat ragu bisa masuk ke dunia game dan sudah mau menyerah, sampai waktu itu Desember 2012 di beranda Facebook saya, ada yang menyebarkan pengumuman kalau Elven Games sedang merekrut artis 2D. Karena satu kota akhirnya saya beranikan diri untuk mendaftar dengan portofolio yang waktu itu seadanya, dan singkat cerita diterima. Sejak itulah saya akhirnya terjun ke industri ini.
Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan, dan apa yang paling berkesan sejauh ini?
Beberapa yang berkesan sebagai artis adalah Deadman Rush, reskin dari Chase Burger. Game tersebut mungkin masih jelek, tapi sangat berkesan karena waktu itu saya belum punya mouse maupun pen tablet, jadi saya kerjakan dengan touchpad laptop, hehehe. Ada juga Attack of the Elemental yang berkesan karena ini adalah game yang saya pertama kali buat dengan sudut pandang isometrik, susah tapi selesai juga. Selain itu game lain yang saya terlibat adalah Elventales the Arcanery, Scroll Hunter, Error Zone. Sebagai komposer dengan Playlian saya ikut mengerjakan Terra Frontier dan Armament Spirit Knight. Oh iya, saat ini saya sedang ikut Mojiken Camp sebagai artis tamu dan sedang membuat game dengan nama sementara Affordable Roguelike.
Bagaimana pandangan kamu tentang industri video game di Indonesia sekarang? Dan apa harapan kamu ke depannya?
Industri game di Indonesia sedang berkembang dan potensinya sangat besar, namun menggeliatnya kebanyakan di pulau Jawa saja. Saya berharap di luar pulau Jawa industri ini juga semakin banyak tumbuh dan semakin banyak talenta-talenta baru ditemukan.
Biasanya apa yang menjadi inspirasi kamu dalam mengerjakan karya-karyamu?
Biasanya saya browsing di Google atau lihat karya-karya seniman piksel lainnya yang keren-keren. Setelah melakukan itu biasanya dapat inspirasi untuk membuat sesuatu, hahaha.
Punya ilustrator favorit?
Tentunya! Beberapa seniman piksel yang saya kagumi di antaranya adalah Fool, AbyssWolf, Paul Robertston, Darkfall, Kiwinuptuo, Syosa. Terutama Fool, saya suka caranya membuat detail di gambar pikselnya dengan palet warna yang sedikit.
Demikianlah wawancara singkat saya dengan Roland yang kini tergabung dalam Playlian sambil tetap berkarir sebagai ilustrator lepas. Jika kamu penasaran dengan karya-karya musik dari Roland kamu bisa langsung kunjungi akun SoundCloud miliknya di bawah. Itu saja untuk sekarang, sampai jumpa minggu depan.
SoundCloud: Roland Melvin Zabarjad
[Artistalk] adalah artikel mingguan di Tech in Asia yang membahas mengenai para artis 2D ataupun artis 3D dari Indonesia yang bekerja di bidang video game. Jika kamu punya kritik atau saran untuk artikel ini, silahkan hubungi fahmi@gamesinasia.com atau melalui @fahmitsu p.s.: Jika kamu tertarik untuk mengetahui tentang behind the scene pengembangan game lokal selain dari sudut pandang artist, cek juga seri artikel Devtalk di Tech in Asia IDThe post [Artistalk] Dari Agama, Musik, Sampai Ke Piksel – Wawancara Dengan Roland Melvin Zabarjad Dari Playlian appeared first on Tech in Asia Indonesia.