Situs berita online The Guardian berkesempatan mewawancarai Kristian Segerstale, COO dari Super Evil Megacorp, tidak lama setelah Electronic Sports League atau yang biasa dikenal dengan nama ESL mengumumkan akan mengadakan kompetisi resmi Vainglory. Ia mengungkapkan banyak hal yang cukup menarik mengenai pengembangan game MOBA yang pernah dipamerkan pada Apple Keynote tahun 2014 lalu serta arah yang mereka tuju ke depannya.
Kristian mengakui bahwa pihak ESL telah menghubungi mereka jauh sebelum resmi mengikat kerja sama. Pada saat Vainglory masih dikembangkan, mereka hanya berkonsentrasi untuk merancang sebuah MOBA di platform mobile yang menyenangkan untuk dimainkan. Walaupun demikian, mereka tetap menerima berbagai masukan dari semua pihak yang tertarik dengan game perdana mereka, termasuk dari ESL yang berpengalaman mengadakan berbagai kompetisi eSport. Salah satu masukan yang mereka terima berbuah menjadi mode penonton (Spectator Mode) yang mengizinkan satu orang untuk menyiarkan dan menjadi moderator pertarungan di Halcyon Fold sehingga bisa dinikmati oleh khalayak ramai.
Setelah Vainglory resmi menjadi salah satu eSport yang dipertandingkan melalui ESL, Segerstale kemudian mengungkapkan ambisi Super Evil Megacorp untuk menjadikannya sebagai MOBA terbesar di platform mobile. Target yang mereka tuju bahkan melebihi apa yang sudah dicapai oleh League of Legends yang merupakan MOBA terbesar di PC pada saat ini dengan jumlah penghasilan hampir mencapai $1 miliar (atau Rp13 triliun).
Ambisi ini berasal dari perbandingan jumlah PC dan gadget portabel yang ia perkirakan akan beredar di masa depan. Ia memperkirakan jumlah PC high-end dalam tiga tahun ke depan akan mencapai jumlah paling sedikit 600 juta unit, sedangkan gadget portabel bisa mencapai 3 miliar unit. Dari jumlah itu saja, ia memperkirakan bahwa perusahaannya memiliki peluang lima kali lebih besar daripada apa yang telah dicapai oleh League of Legends pada saat ini.
Langkah Super Evil Megacorp untuk mencapai ambisi tersebut sudah bisa terlihat akhir-akhir ini. Melalui update versi 1.4.0 yang dirilis pada tanggal 5 Mei kemarin, setiap pemain Vainglory dapat membeli kostum baru untuk memodifikasi tampilan hero andalan masing-masing. Sistem kostum baru ini melengkapi IAP untuk mengakses koleksi hero favorit yang telah lebih dulu hadir. Dua model pembelian konten ini sudah ada pada MOBA di PC dan telah terbukti memberikan pemasukan yang tidak sedikit.
Baca juga ulasan kami tentang Vainglory yang ternyata cukup seru walaupun mirip dengan Dota
Walaupun begitu, masih banyak pihak yang menyangsikan target yang ia sebutkan tersebut. Gameplay sebuah MOBA hingga saat ini hanya bisa dinikmati oleh core gamer (gamer non kasual). Eksistensi mereka di platform mobile masih dipertanyakan karena persepsi umum bahwa dunia gaming mobile dikuasai oleh game kasual. Asumsi ini didasari dari game kasual seperti Clash of Clans atau Candy Crush Saga yang sering menempati posisi atas di kategori aplikasi berpenghasilan terbesar pada platform mobile. Vainglory sendiri belum pernah masuk ke dalam kategori tersebut, namun mungkin saja semua itu akan berubah mulai dari sekarang.
Sumber: The Guardian
Post Super Evil Megacorp Berambisi Menjadikan Vainglory Sebagai MOBA Terbesar Di Platform Mobile muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.