Kembali lagi dalam segmen mingguan dari kami. Pada liburan akhir minggu yang panjang kali ini, saya berkesempatan untuk mengobrol dengan Kriswin Yuniar, seorang artis 2D di salah satu studio indie asal Surabaya yaitu Elven Games. Perjalanan Kris sebagai seorang artis 2D bisa dibilang cukup menarik. Tanpa latar belakang pendidikan seni sama sekali, dan dengan pengalaman beragam mulai dari sebagai karyawan swalayan mini sampai ke mahasiswa manajemen, Kris terbukti bisa mengejar mimpinya untuk menjadi seorang ilustrator profesional yang berkecimpung di bidang game.
Bagaimana kira-kira perjalanan pemuda asal Jawa Timur ini? Tanpa panjang lebar lagi langsung saja ikuti obrolan saya dengan Kris di bawah ini.
Halo Kris, bisa cerita sedikit tentang siapa kamu ke para pembaca?
Yo! Salam jomblo! Aku Kriswin Yuniar, panggil saja Kris. Domisili saya wira-wiri antara dua kota untuk memegang tugas sebagai artis 2D di studio Elven Games Surabaya sejak Januari 2013 hingga saat ini, sambil melanjutkan kuliah manajemen di salah satu universitas swasta di kota Kediri.
Bisa cerita bagaimana kamu bisa jadi seorang ilustrator profesional?
Aku menggemari seni gambar sejak TK. Berawal dari menyukai karakter-karakter komik dan kartun, hingga melihat gambar-gambar buatan kakak sepupu. Bisa dibilang tidak ada darah seniman dari orang tuaku. Aku juga tidak pernah ikut les atau ambil pendidikan yang mendukung hobi menggambarku ini. Belajar menggambar otodidak sejak kecil dan menyerap ilmu dari lingkungan pergaulan (berteman dengan artis-artis lain) saja sampai sekarang.
Dulu pernah aktif dalam komunitas non-profit beranggotakan seniman-seniman komik di kota Kediri. Bergaul dengan kawan-kawan komikus ini membuat aku mengenal program Photoshop dan mulai mempelajari dasar-dasarnya, walau menggambar masih dengan teknik tradisional (kertas, pensil, dan sebagainya). Hingga kemudian bergabung menjadi keluarga Elven Games adalah gerbang awal buatku menggeluti karir sebagai artis 2D secara profesional.
Bagaimana kamu bisa terjun ke industri game?
Seperti di ceritaku sebelumnya, aku hobi menggambar sejak kecil dan gemar corat-coret di setiap ada kesempatan. Entah coretan iseng atau membuat komik pendek. Saat itu aku memang punya impian untuk memiliki pekerjaan yang selalu berhubungan dengan hobi. Namun selepas lulus SMA di tahun 2009 aku malah bekerja menjadi pramuniaga di sebuah swalayan mini. Gara-gara sibuk mengelola swalayan mini itu, aku jadi melupakan hobi dan impian walau terkadang tetap menyempatkan menggambar saat sedang istirahat. Hingga kembali menemukan passion menggambar setelah keluar dari pekerjaan dan bergabung dengan komunitas komik di pertengahan tahun 2010.
Di akhir Desember 2012, melalui Facebook aku melihat info lowongan magang di Elven Games. Awalnya aku cuma niat coba peruntungan dengan mengirim portofolio karya-karyaku ke email Elven Games. Syukurlah niat coba-coba tadi ternyata mendapat respons baik. Saat itu aku tidak berpikir soal pendapatan atau apa, niatku cuma ingin “upgrade” dari seorang yang hobi ilustrasi, menjadi ilustrator untuk studio game. Dan memang akhirnya impian itu tidak akan mengkhianati selama kita juga setia dalam mengejar dan memperjuangkannya. #ceilahhh…
Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan, dan apa yang paling berkesan sejauh ini?
Awal berkarir di Elven aku sempat terlibat dalam progres terakhir pembuatan game dan termasuk proyek Elven Games yang besar saat itu. Game yang berkolaborasi dengan studio Mechanimotion (selaku pemilik IP Adventures of Wanara) adalah Adventures of Wanara : Astra Mantra (walau hanya ikutan buat loading screen saja … hahaha). Beberapa proyek Elven Games lainnya yang melibatkan aku adalah Deadtonatorz, Dead Rampage, Zombie & Juliet (belum rilis), Elventales : The Arcanery, proyek kampanye sekuel Elventales di Kickstarter, dan yang terbaru adalah game match-3 slider berjudul Monster Temple.
Di antara judul-judul tersebut, Dead Rampage bisa dibilang yang paling berkesan buatku. Sebab saat itu Dead Rampage adalah game pertamaku yang menghasilkan pendapatan paling besar, padahal pembuatan aset-asetnya tidak lebih dari sebulan.
Bagaimana pandangan kamu tentang industri video game di Indonesia sekarang? Dan apa harapan kamu ke depannya?
Geliat industri game di Indonesia, khususnya studio indie, sangat mengesankan dan semakin ‘panas’ dari tahun ke tahun. Selain itu juga semakin banyak kawan-kawan yang merintis studio game indie mereka sendiri. Ini menunjukkan industri kreatif untuk bidang game mulai banyak digemari. Beberapa nama bahkan juga telah berani membawa kebanggaan untuk tampil sejajar dengan studio-studio game lain di level internasional.
Mungkin saat ini, developer game belum menjadi prioritas dan ujung tombak bagi industri kreatif Indonesia. Tidak apa-apa, yang penting semua tetap fokus untuk berkarya dan menorehkan prestasi hingga nanti berhasil mencuri perhatian.
Selain video game, biasanya kamu mengerjakan ilustrasi untuk media apa lagi?
Ya, di tengah pekerjaan sebagai artis di Elven Games, saat ini aku sedang ada proyek membuat game HTML5 bersama Mechanimotion dan Anoman Studio, serta menggandeng kawan developer game dari kota Kediri (tapi maaf, detail info tentang game yang tengah dikembangkan belum bisa diumumkan).
Saat ini juga aku tengah membantu teman lamaku yang akan membuka lapak merchandise di acara Anicult 2015 Surabaya nanti. Karena dia sadar mencomot dari Google sangatlah tidak etis (syukur dia sadar … semoga pengusaha-pengusaha merchandise lainnya yang masih mencomot dari Google juga segera ikut sadar), makanya dia minta bantuanku untuk membuatkan beberapa fan art karakter untuk bahan merchandise yang dia jual.
Biasanya apa yang menjadi inspirasi kamu dalam mengerjakan karya-karyamu?
Inspirasiku bisa datang dari apa saja. Tapi karena pekerjaanku berhubungan dengan game, aku biasa mencari inspirasi lewat game lain dan terkadang juga mengunjungi galeri-galeri artis lain di Deviant Art.
Punya ilustrator favorit?
Tentu punya, dan mungkin mainstream ya … hahaha … Sebab siapapun di dunia game pasti mengenal mereka. Di antaranya adalah Tetsuya Nomura, Akihiko Yoshida, serta Kazuma Kaneko.
Demikianlah pembicaraan singkat saya dengan Kriswin Yuniar dari Elven Games. Jika kamu berminat untuk melihat karya-karya Kris lebih jauh, langsung saja kunjungi lama Deviant Art miliknya melalui tautan di bawah. Itu saja untuk minggu ini, selamat berakhir pekan.
Deviant Art: Kriswin
[Artistalk] adalah artikel mingguan di Games in Asia yang membahas mengenai para artis 2D ataupun artis 3D dari Indonesia yang bekerja di bidang video game. Jika kamu punya kritik atau saran untuk artikel ini, silahkan hubungi fahmi@gamesinasia.com atau melalui @fahmitsu p.s.: Jika kamu tertarik untuk mengetahui tentang behind the scene pengembangan game lokal selain dari sudut pandang artist, cek juga seri artikel Devtalk di Games in Asia IDPost [Artistalk] Melintasi Berbagai Profesi, Hanya Untuk Kembali Menekuni Mimpi – Wawancara Dengan Kriswin Yuniar Dari Elven Games muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.