Saya cukup terkejut mendengar berita One Upon Light yang sebelumnya pernah diberitakan Fahmi bahwa game ini akan mendukung penggunaan Bahasa Indonesia. Mungkin One Upon Light adalah game berbahasa Indonesia pertama yang muncul di PS4, atau mungkin di perangkat gaming dari Sony. Tetapi di luar masalah bahasa, apakah One Upon Light menawarkan gameplay yang membuktikan bahwa dirinya layak masuk sebagai game di sebuah console mainstream?
Lihat juga: One Upon Light – Game PS4 Asal Singapura Yang Akan Tersedia Dalam Bahasa Indonesia
Stay Away From The Light
Konsep yang dibawakan One Upon Light sebenarnya sangatlah sederhana: cahaya adalah musuh. Kamu tidak boleh terkena cahaya lebih dari 1-2 detik atau tidak kamu akan mati dan terpaksa mengulang dari checkpoint terakhir. Tujuanmu dalam game ini adalah mengumpulkan potongan artikel koran yang ada di ujung level. Potongan artikel tersebut adalah semacam petunjuk yang memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam laboratium yang mengurungmu itu.
Tentu saja kamu tidak akan diberikan cara yang mudah untuk mencapai potongan artikel tersebut. Kamu akan dihadapkan dengan lampu-lampu yang tentunya memancarkan cahaya yang berbahaya bagi dirimu. Kamu harus menggunakan lingkungan sekitar demi bisa melindungi dirimu dari cahaya dan pada akhirnya, kamu bisa meraih tujuanmu. Biasanya, kamu akan sering sekali menggunakan kotak untuk menutupi sumber cahaya agar bayangan bisa terbentuk sehingga kamu bisa bergerak ke tempat lain dengan aman.
Orisinal Namun Kurang Variatif
Sebagai game puzzle, One Upon Light memang memiliki ide yang saya rasa cukup baru namun eksekusinya terasa terlalu kaku. Gerakan karakter terasa snappy dan terbatas terutama saat mendorong kotak yang seringkali kamu gunakan untuk melindungi dirimu dari cahaya lampu. Permainan yang dihadirkan dalam game ini sebenarnya cukup menantang, namun gameplay dalam One Upon Light tidak terasa menawarkan variasi solusi dari rintangan yang dihadapi. Kebanyakan jalan keluar yang bisa kamu ambil hanya ada satu dan kamu harus melakukan satu pola itu saja untuk bisa menyelesaikan level yang kamu hadapi.
Desain level dari One Upon Light sebenarnya tidaklah terlalu buruk, terutama karena jarak setiap checkpoint terasa cukup pas. Hanya saja, masalah utama dari desain level di One Upon Light adalah terlalu monoton. Rintangan yang ada terasa kurang variatif dan tidak membuat saya harus berpikir terlalu keras. Kesannya malah agak membosankan jika kamu sudah terlalu lama memainkannya.
Mekanisme Gema Bayangan mungkin adalah satu fitur yang cukup menarik dari One Upon Light. Dengan bantuan sebuah alat, nantinya kamu bisa “membekukan” bayangan yang muncul sehingga kamu bisa melewati sebuah tempat yang disinari cahaya tanpa perlu mencari benda untuk menutupi sumber cahaya. Tetapi, meskipun kemampuan ini sangat berguna dan cukup keren juga, cara penggunaan kemampuan ini sedikit terasa kikuk dan butuh waktu agak lama supaya kamu bisa terbiasa menggunakannya.
Monokrom
Gaya visual dari One Upon Light sangat mengingatkan saya kepada Limbo. Dengan warna hitam putih saja yang menghiasi layar serta minimnya detail yang diperlihatkan, One Upon Light nampaknya ingin memberikan perasaan terisolasi yang sangat kuat ketika kamu memainkan game tersebut. Unik, namun saya rasa bisa dikembangkan lebih lanjut lagi.
Desain secara keseluruhan yang sederhana juga saya rasa disampaikan dengan baik. Tutorial awal disampaikan dengan sangat jelas walaupun minim teks. Selain itu, kualitas penerjemahan ke Bahasa Indonesia juga terasa pas dan tidak terlalu aneh. Saya berharap One Upon Light bisa jadi acuan bila seseorang hendak membuat game dengan narasi maupun instruksi berbahasa Indonesia ke depannya.
Kesimpulan
Meskipun masih memiliki beberapa kekurangan, saya merasa kalau One Upon Light adalah sebuah game indie yang cukup menarik dan memiliki potensi besar. Konsep yang orisinal serta arahan visual yang unik membuat game ini terlihat berbeda dengan game lainnya dan saya rasa itu adalah esensi utama dari sebuah game indie yang baik.
Jika kamu tertarik dengan game puzzle yang memiliki atmosfer unik, mungkin One Upon Light adalah game yang cocok untuk kamu mainkan. Saya pribadi merasa kalau game ini akan jauh lebih menarik lagi jika dirilis juga dalam PS Vita.
PlayStation Store: One Upon Light, Rp 76.000
Post Review One Upon Light – Remang-Remang muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.