Teknologi video mapping dengan menggunakan proyektor layar berukuran raksasa sendiri bukanlah hal baru bagi para peminat video grafis dan teknologi sinematografi. Tapi tahukah kamu bahwa teknologi video mapping yang beredar juga di wilayah Indonesia ini sekarang tengah dikembangkan oleh Microsoft untuk membantu eksperimen mereka dalam menghadirkan teknologi augmented reality bagi kebutuhan gaming di masa depan?
Berkenalanlah dengan RoomAlive, sebuah prototipe atas konsep interaksi augemented gaming dari Microsoft yang dikembangkan dengan memanfaatkan keberadaan periferal Xbox Kinect 2 dengan proyektor LCD untuk menghadirkan sensasi bermain game ke dalam ruangan tempatmu berada. Lewat keberadaan teknologi RoomAlive ini, ruangan nantinya akan disulap menjadi arena tempat bermain video game, di mana kamu (dan controller kamu) harus bertindak aktif untuk memainkan setiap mini game yang diproyeksikan oleh komputer sebelumnya (lihat video di awal artikel).
RoomAlive sebelumnya merupakan pengembangan dari prototipe IllumiRoom yang diuji coba Microsoft untuk memperluas pengalamanmu bermain Xbox, dengan memperlebar perspektif permainan di luar layar televisi (lebih jelas, klik link di atas untuk menonton videonya). Prototipe IllumiRoom sendiri sempat terbongkar ke publik setelah desain patennya bocor di tahun 2012 silam.
Sama seperti halnya keberadaan IllumiRoom dua tahun sebelumnya, RoomAlive belum tentu diimplementasikan menjadi produk massal karena memang pembuatannya sendiri tak semudah (dan semurah) yang kita bayangkan. Setidaknya diperlukan enam proyektor LCD dan enam buah sensor kamera Kinect generasi ke-2 untuk merangkai simulasi RoomAlive buatanmu sendiri dengan kisaran biaya total mencapai puluhan juta rupiah. Well, harga tersebut bukanlah hal yang layak untuk mendapatkan pengalaman bermain mini game non AAA yang sepertinya akan membuatmu banyak berkeringat.
Terlepas dari konsepnya yang masih sebatas prototipe, terus terang saya cukup tertarik dengan fokus pengembangan teknologi gaming milik Microsoft yang condong lebih ke arah AR (augmented reality) dibandingkan VR (virtual reality) seperti yang dilakoni Sony melalui Project Morpheus yang dijajal oleh Fahmi pada ajang TGS beberapa minggu lalu.
Lihat Juga: Hands On Project Morpheus Di Ajang TGS 2014
Dengan teknologi AR yang jauh lebih ambisius dibandingkan arus pengembangan teknologi yang ada sekarang ini, bukannya tidak mungkin jika Microsoft akan menjadi pionir pengembangan AR gaming jika seandainya mereka benar-benar bisa menyederhanakan bentuk dari RoomAlive yang terbilang kompleks ini. Well, kita lihat saja arah perkembangan teknologi gaming yang satu ini beberapa tahun ke depan.
Sumber: Projection Mapping
Post RoomAlive – Riset AR Microsoft Untuk Mengubah Ruangan Menjadi Arena Bermain Game muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.