Wow, tidak terasa kita sudah mencapai edisi kesepuluh dari seri wawancara dengan seniman lokal, Artistalk. Selama beberapa bulan terakhir saya berkesempatan untuk mengobrol dengan banyak anak-anak bangsa berbakat yang mengharumkan Indonesia melalui karya-karya mereka. Sayangnya minggu lalu saya tidak sempat mengisi jadwal dwi-mingguan yang dimiliki seri artikel ini karena kesibukan selama di Tokyo Game Show 2014.
Oleh karena itu, untuk mengganti absennya Artistalk minggu lalu, serta merayakan wawancara kesepuluh, minggu ini saya akan menyajikan wawancara dengan ilustrator ternama asal Indonesia, Mayumi Haryoto, sekaligus mengubah jadwal Artistalk dari dwi-mingguan menjadi mingguan alias seminggu sekali. Enjoy!
Video game merupakan salah satu media dengan perkembangan paling cepat selama beberapa tahun terakhir. Dari sebuah hiburan yang simpel, video game menjadi sebuah industri super besar dengan jutaan orang terlibat di dalamnya. Orang-orang yang terlibat ini pun banyak yang datang dan pergi. Hal ini dilakukan juga oleh ilustrator papan atas Indonesia, Mayumi Haryoto, yang sudah melanglang buana di berbagai jenis media mulai dari perfilman, periklanan, desain grafis, musik, termasuk juga video game.
Nah, tidak perlu basa basi lagi, langsung saja kita masuk ke perbincangan dengan Mbak Mayumi sambil menikmati hasil karyanya yang luar biasa.
Halo Mbak Mayumi, bisa perkenalkan diri sedikit ke para pembaca?
Halo, nama saya Mayumi Haryoto. Saya baru 8 tahun menjadi seorang ilustrator. Sebelumnya pernah bekerja di berbagai sektor industri kreatif mulai dari industri game, periklanan, desain grafis, perfilman, dan bahkan musik. Saat ini saya sedang merintis sebuah artist/talent agency bernama Fabula Illustration Agency yang merepresentasikan para ilustrator di Indonesia.
Bisa cerita bagaimana kamu bisa menjadi ilustrator profesional seperti sekarang ini? Apakah memang sudah hobi dari kecil?
Sebenarnya tidak direncanakan. Dahulu cita-cita saya ingin melanjutkan sekolah di Jepang untuk belajar animasi atau game. Namun apa daya, karena krisis moneter keinginan terpaksa ditahan. Akhirnya sekolah desain grafis di Jakarta, bekerja pindah-pindah di berbagai tempat sampai akhirnya melabuhkan hati menjadi seorang ilustrator saja.
Bagaimana kamu bisa sempat terjun ke industri video game? Dan kenapa kamu memilih untuk mencoba berkarya dengan video game.
Saat itu saya baru selesai Diploma 1 desain grafis saya dan masih aktif di berbagai forum, salah satunya forum animator. Di sana saya berkenalan dengan seorang lead artist di Matahari Studios dan seorang teman yang ternyata seorang 3D artist di sana. Saya menitipkan portofolio saya dan langsung mendapat panggilan kerja untuk kontrak mengerjakan satu buah game.
Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan?
Saat di Matahari Studios dulu adalah sebuah game untuk Nintendo Game Boy Advance berjudul Magi Nation 2. Selanjutnya saat saya di Altermyth, kira-kira 10 tahun setelah saya meninggalakan Matahari Studios, saya bekerja sebagai seorang creative director. Kebetulan Dien Wong, CEO dari Altermyth adalah teman saya dulu di Matahari Studios. Saya bertugas di Altermyth untuk membantu meningkatkan kinerja departemen art mereka. Jadi di sana saya lebih banyak mengurus masalah manajemen perusahaan secara general.
Memang ada beberapa game yang Altermyth coba kembangkan sebagai IP. Namun, saya ingin menjelaskan bahwa untuk sebuah perusahaan yang sudah 10 tahun bertahan dan dengan tim sebesar Altermyth, fleksibilitasnya jelas jauh lebih sulit untuk mengembangkan IP sendiri jika dibandingkan dengan studio-studio game yang baru bermunculan belakangan ini dengan tim yang jauh lebih kecil. Jadi di sana memang lebih banyak mengerjakan game/aplikasi komisi dari klien-klien. Klien-kliennya pun beragam mulai dari brand consumer products, sampai game developer luar seperti Square Enix dan Sega.
Dari saat kamu tergabung dengan Matahari Studios, lalu sempat meninggalkan industri game, dan kembali lagi melalui Altermyth, seberapa besar perkembangan industri game dalam negeri yang kamu lihat? Apakah perkembangan ini menunjukkan prospek yang baik ke depannnya?
Jauh sekali perkembangannya. Dulu saat di Matahari Studios bisa dibilang saya merasa agak pesimis dengan perkembangan karir di bidang ini. Karena itu saya pindah bekerja ke advertising agency untuk mengejar rasa haus saya untuk belajar lebih banyak dalam industri kreatif secara lebih luas.
Dulu game itu distribusinya paling besar hanya melalui console, dan itu menyulitkan sekali untuk developer lokal. Bukan hanya karena harus mengeluarkan modal yang besar sekali namun kondisi pasar lokal yang penuh dengan pembajakan pun tidak membuat industri ini dapat berkembang dengan kondusif. Kini sejak adanya internet dan teknologi mobile, banyak kesempatan terbuka khususnya untuk pemain baru seperti Indonesia. Modal produksi dan distribusi jauh lebih ringan. Pasarnya pun meluas tidak hanya para pengguna console saja.
Selain video game, biasanya kamu mengerjakan ilustrasi untuk media apa lagi? Apakah komik atau film mungkin?
Kebanyakan masih periklanan. Karena mau tidak mau kenyataannya adalah periklanan masih sebuah sektor industri kreatif yang paling subur di Indonesia. Di luar itu, kalau di perfilman saya sempat bekerja sebagai storyboard artist, baik untuk film lokal mau pun luar. Ada juga ilustrasi editorial untuk media massa cetak, dan lain-lain lagi. Untuk komik, dari dulu selalu berencana, namun sampai saat ini saya masih dalam pengembangan cerita. Semoga tidak lama lagi.
Dan sekarang karena saya juga sibuk mengurus Fabula Illustration Agency, kemungkinan besar akan ada banyak pengembangan IP sendiri dengan artis-artis yang tergabung bersama. Juga bekerja sama dengan studio atau publisher game lokal.
Biasanya apa yang menjadi inspirasi kamu dalam mengerjakan karya-karyamu?
Yah, banyak hal. Kalau sebagai profesional tentunya biasanya ada banyak tahap research yang kita lakukan agar mampu merespon project brief dari klien secara tepat. Dari hasil research itulah yang menjadi inspirasi. Untuk karya pribadi, kebanyakan saya selalu melihat dari kehidupan sendiri atau kehidupan sekitar saja.
Punya ilustrator favorit?
Ini pertanyaan sulit. Jawabannya ya dan tidak. Tidak ada satu artist yang saya ikuti secara khusus, di sisi lain saya selalu mengamati perkembangan tren ilustrasi di berbagai sektor industri.
Demikianlah wawancara singkat dengan Mbak Mayumi Haryoto. Jika kamu penasaran dengan hasil-hasil karya Mbak Mayumi lainnya, kamu bisa coba kunjungi website miliknya, laman Deviant Art, ataupun situs resmi Fabula Illustration Agency yang juga saya sediakan di bawah. Sampai ketemu lagi minggu depan!
Official Website: Mayumi Haryoto
Deviant Art: sillysushi
Official Website: Fabula Illustration Agency
[Artistalk] adalah artikel mingguan di Games in Asia yang membahas mengenai para 2D Artist ataupun 3D Artist dari Indonesia yang bekerja di bidang video game. Jika kamu punya kritik atau saran untuk artikel ini, silahkan hubungi fahmi@gamesinasia.com atau melalui @fahmihasniPost [Artistalk] Membangun Pengalaman Melalui Berbagai Media – Wawancara Dengan Mayumi Haryoto muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.