Bagi saya pribadi, bermain game dengan grafis yang oke tapi dengan biaya download yang nihil merupakan hal yang perlu diperhitungkan lebih dalam lagi. Selain karena kekhawatiran munculnya paywall yang bisa menghalangi progres berjalannya permainan kamu, terkadang dibutuhkan komitmen waktu yang tidak sedikit sehingga ekspektasimu terhadap game yang kamu mainkan di awal yang tadinya bagus, mendadak berakhir pahit seperti review saya terhadap game Lionheart Tactics berikut ini.
Pertama-tama harus saya akui bahwa saya juga menyukai permainan tactical RPG yang diusung oleh beberapa judul game klasik seperti Tactics Ogre, Final Fantasy Tactics, Front Mission, dan lain-lain sebagainya. Meskipun saya tidak sefanatik gamer yang jago memainkan judul game tactical RPG “hardcore” seperti Langrisser, setidaknya saya mengenal persis core gameplay dari percabangan game RPG yang satu ini.
Dalam Lionheart Tactics ini kamu disuguhi dengan gameplay turn-based strategy yang kurang lebihnya sama seperti judul tactical RPG console yang saya sebutkan tadi. Pada awal permainan, kamu masih dilibatkan dengan beragam aspek manajemen class dan equipment yang perlu kamu persiapkan dengan cermat sebelum melangkah menuju battle. Pada sesi pre-battle ini, kamu juga diberi kesempatan untuk mengatur keperluan upgrade skill dari masing-masing unit yang kamu miliki, guna meningkatkan overall score dari battle party yang kamu terjunkan ke medan perang nanti. Overall score sendiri merupakan pembanding seberapa kuat gabungan anggota party kamu dengan gabungan unit musuh yang kamu hadapi, semakin kamu rajin membeli upgrade skill dan memberi equipment terhebat kamu di sini, semakin besar pula score dari individu party yang kamu gabungkan nanti. Baru setelah semuanya kamu rasa sudah siap, kamu pun bebas memilih beberapa tantangan battle yang tersedia untuk kamu lakukan di world map.
Begitu kamu memasuki sesi battle, maka di sinilah permainan Lionheart Tactics dimulai. Dalam battle ini kamu cukup melakukan tap di atas anggota party yang kamu pilih untuk selanjutnya menggerakkan dia ke dalam serangkaian grid yang bisa kamu jalankan dengan cara tap yang sama. Jika unit yang kamu jalankan tadi sudah mendekati jarak raih dari serangan kamu ke musuh, kamu pun tinggal melakukan tap ke unit musuh kamu tadi untuk melakukan serangan dari party yang kamu pilih sebelumnya. Oh…ya, di sini masing-masing anggota party memiliki skill khusus yang tersedia bagi class yang mereka pegang.
Sebagai contoh party dengan class knight memiliki kemampuan untuk melindungi unit yang lemah dengan skill Protect yang dimilikinya, dan anggota party seperti archer juga bisa menghujani posisi musuh dengan serangan panahnya yang mematikan. Sebaliknya di sini musuh juga bisa melakukan skill yang sama kepada unit lainnya di sepanjang permainan battle berlangsung, sehingga permainan kamu memerlukan strategi yang cukup taktis agar bisa melewati battle dengan kondisi party yang masih lengkap (demi exp yang kamu butuhkan untuk menaikkan level dari setiap party).
Yang menarik, Lionheart Tactics juga menyediakan mekanisme serangan powerful ala “Limit Break” bernama Gaia Break. Untuk melakukan serangan ini, kamu cukup mengakumulasikan damage dari masing-masing party yang terkena serangan lawan, hingga akhirnya meteran Gaia Break kamu terisi penuh untuk melancarkan special skill yang dimiliki oleh setiap anggota party ini. Presentasi visual dari aspek battle di game ini tadi juga tidak bisa dianggap remeh.
Dengan animasi cell shading dan efek serangan yang oke, bisa dibilang Lionheart Tactics telah berhasil mengusung grafis permainan tactical RPG yang bagi saya pribadi jauh lebih menarik dibandingkan dengan judul game klasik yang saya sebutkan di atas tadi. (of course! kan beda tahun pembuatan mas bro).
Melalui balutan kontrol gameplay serta visualisasi grafis yang cukup solid tadi, awalnya saya berpikir bahwa saya telah mendapatkan sebuah tactical RPG yang sangat menarik untuk digenggam, hingga akhirnya saya bertemu dengan waktu tunggu yang diimplemetasikan Lionheart Tactics untuk sistem healing dan upgrade permainannya yang berpotensi mematikan tempo permainan. Jangan salah sangka dulu, sebenarnya saya bukanlah orang yang tidak sabaran dan anti dengan aktivitas menunggu dalam game gratisan, namun mengimplementasikan sistem seperti ini ke dalam game tactical RPG adalah hal yang menurunkan semangat saya untuk berpacu menyelesaikan semua tantangan yang diberikan. Terlebih lagi jika kasusnya seperti Lionheart Tactics ini.
Dalam Lionheart Tactics, setelah kalian menyelesaikan sebuah battle, maka kamu disarankan untuk menunggu anggota party kalian agar pulih dari damage mereka di battle sebelumnya tadi. Sebenarnya kamu bisa melanjutkan battle dengan anggota party yang terluka tadi, tapi efektifitas strategi kamu tentunya akan terganggu karena otomatis kamu memilki prosentase kekalahan yang lebih besar ketika menghadapi musuh dengan kondisi health yang masih bugar.
Nah, Waktu tunggu yang kalian hadapi di sini juga bervariasi, tergantung dari banyaknya jumlah damage yang mereka terima ketika bertempur di battle sebelumnya (biasanya minimal empat menit ke atas untuk tingkat damage terkecil). Awalnya saya berpikir bahwa sistem seperti ini sengaja didesain guna mengimbangi permainan free-to-play agar dirasa fair bagi developer, namun anggapan saya tadi buyar setelah salah satu anggota party utama saya ada yang gugur dan saya pun harus menunggu selama hampir satu jam untuk bisa menurunkan dia ke battle selanjutnya (Whooot!).
Tidak hanya itu saja. Jika kalian berinsiatif untuk membeli upgrade melalui opsi pre-battle pada menu world map sebelumnya tadi, maka bersiap-siaplah untuk menunggu lebih lama lagi, karena sistem upgrade dalam game ini juga mengusung waktu tunggu yang bahkan terasa lebih lama dibandingkan gugurnya anggota party kamu tadi. Di sini saya bahkan harus menunggu waktu enam jam untuk menunggu upgrade Gaia Break milik hero utama dari party saya jadi, dan parahnya lagi, saat melakukan upgrade tadi hero tersebut tidak bisa kamu turunkan ke dalam medan pertempuran, sehingga saya terpaksa harus melakukan battle dengan anggota party yang kurang efektif dibandingkan sebelumnya.
Sebenarnya Lionheart Tactics sendiri menyediakan jalur alternatif bagi kita untuk melompati momen menunggu tadi dengan menebus sejumlah crown (IAP) yang bisa kamu kumpulkan setiap kali menyelesaikan sebuah battle. Namun dengan akumulasi crown yang jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhanmu untuk menebus setiap tikungan waktu tunggu yang ada, ujung-ujungnya tidak ada cara lain bagi kamu selain membeli IAP crown yang mahal itu untuk menghindarkan kamu dari seni menunggu waktu semuanya selesai. Jadi silahkan hitung sendiri berapa menit total waktu yang terbuang jika hero yang sudah susah payah kamu upgrade tadi, ternyata harus gugur di medan perang.
Berbicara mengenai IAP, Lionheart Tactics bisa dibilang rakus untuk meminta kamu membeli crown guna mendapatkan equipment dan hero terbaik di dalam permainan. Untuk mendapatkan hero elite yang random seharga 1000 crown saja, kamu perlu merogoh kantong sebesar Rp.116.800 untuk membeli paket IAP berisi 1050 crown yang ada di menu shop. Selain itu dengan opsi untuk melewati lamanya membeli upgrade dan heal yang nominal crown-nya bervariasi tergantung waktu tunggu kamu tadi, bisa dipastikan IAP dalam game ini akan melubangi dompetmu dalam sekejap jika kamu terlewat permisif dengan segala kekurangan yang saya sebutkan tadi.
Overall, terlepas dari kelebihan grafis dan gameplay tactical RPG yang bagus untuk sebuah game mobile, sejujurnya saya tidak bisa sekedar asal merekomendasikan Lionheart Tactics ini sebagai game utama kamu karena progres bermain kamu sudah pasti akan terhambat dengan sistem waktu menunggunya yang lama. Namun jika kamu tertarik untuk bernostalgia memainkan game tactical RPG di smartphone kamu dan tidak keberatan untuk menunggu jalannya progres karakter kamu di sini, saya tidak bisa berbuat banyak selain mengucapkan kamu kalimat, selamat menunggu :).
Apple App Store Link: Lionheart Tactics, GratisGoogle Play Link: Lionheart Tactics, Gratis
Post Review Lionheart Tactics – Perpaduan Tactical RPG Dan Seni Menunggu muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.