Saya rasa saya cukup sering menunjukkan kecintaan saya terhadap seri Suikoden kepada pembaca Games in Asia, mulai dari melalui pembahasan saya tentang kegiatan-kegiatan fans Suikoden di dalam maupun luar negeri, sampai ke rekomendasi yang pernah saya berikan untuk nostalgia kamu. Melihat besarnya minat saya pada seri ini, tentunya tinggal menunggu waktu saja sampai akhirnya Suikoden saya bahas dalam seri artikel review nostalgia di Games in Asia.
Di kesempatan ini saya akan membahas tentang game yang menjadi awal permulaan dari seluruh seri Suikoden yang pernah ada, apalagi kalau bukan Suikoden pertama. Suikoden dirilis pada Desember tahun 1995 di Jepang, dan Desember tahun 1996 di Amerika Utara. Sayangnya meskipun memiliki kualitas yang sangat tinggi, game ini tertutup bayangan game RPG besar lainnya seperti Chrono Trigger dan Final Fantasy VII. Selain itu cover art yang buruk dan tidak nyambung sama sekali dengan isi game mungkin juga cukup berperan atas tidak populernya game ini.
Tapi itu semua tentu saja hanyalah spekulasi saja. Di artikel ini saya tidak akan memberikan spekulasi lebih jauh lagi, tapi saya akan memberikan pembahasan tentang mengapa Suikoden bisa menjadi sebuah game yang begitu spesial di kalangan penggemarnya, serta apa hal yang (mungkin) bisa dikategorikan sebagai kekurangan dari game ini.
Permulaan Dari Kisah Epik Lintas Generasi
Salah satu hal yang membuat seri Suikoden begitu spesial adalah cerita yang dimilikinya. Cerita dalam seri Suikoden tidak hanya bagus, tapi juga memiliki hubungan antara setiap game yang memang memiliki setting di dunia yang sama namun dalam waktu yang berbeda. Sejarah dan geografi fiksi epik yang ada di seri Suikoden ini tentunya dimulai dari satu game yaitu Suikoden pertama yang tengah kita bicarakan.
Lihat Juga: Sekelompok Fans Berhasil Melakukan Wawancara Dengan Kreator Seri Suikoden
Suikoden merupakan game yang ceritanya terinspirasi dari novel klasik Cina berjudul Water Margin. Sama seperti Water Margin, Suikoden menceritakan tentang berkumpulnya 108 makhluk hidup (tidak semuanya manusia karena ada juga elf, dwarf, dan kobold) yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang korup dan sudah kena terlalu banyak pengaruh dari luar. Bedanya dari Water Margin adalah game ini memiliki berbagai unsur fantasi seperti monster, berbagai jenis makhluk hidup berakal selain manusia, 27 True Runes, dan lain-lain.
Dari awal dibuat, sepertinya Yoshitaka Murayama sebagai kreator seri ini memang berencana untuk membuat dunia Suikoden menjadi dunia yang sangat luas. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana world map Suikoden tidak mencakup satu planet layaknya kebanyakan RPG yang ada di konsol pada masa itu. Dalam Suikoden, karaktermu hanya bisa menjelajahi dunia sebatas di negara tempat game berlangsung.
Lihat Juga: 3 Game Dengan Kisah Politik Paling Menarik
Seperti yang pernah saya bahas tempo hari melalui link di atas, Suikoden juga merupakan sebuah game dengan unsur politik yang sangat kental. Jika game lain pada masa itu biasanya hanya membahas tentang cinta atau persahabatan saja, maka Suikoden menginjakkan kakinya ke tema-tema lain seperti hubungan anak dan orang tua, hubungan antara saudara, tentang tanggung jawab dan kepemimpinan, dan juga tentang pengkhianatan. Meskipun begitu game ini juga tentunya menyinggung tentang cinta dan persahabatan yang telah disusun dengan apiknya.

Suikoden sempat dirilis ulang di PSP dengan grafis yang diperhalus (kiri), khusus Jepang tentunya
Hal terakhir yang membuat segi naratif Suikoden luar biasa adalah pentingnya setiap karakter. Meskipun memiliki lebih dari 108 karakter, hampir semua karakter dalam game ini memiliki background cerita sendiri. Beberapa dari karakter tersebut memiliki background yang disampaikan langsung dalam game, tapi ada juga karakter yang untuk mempelajari tentang kisah hidupnya maka kamu diharuskan untuk menjalani misi-misi ekstra tertentu atau rajin-rajin memperhatikan lingkungan dalam game.
Untuk urusan cerita, Suikoden jelas bukanlah sebuah game yang perlu kamu ragukan kualitasnya. Bahkan sampai hampir dua puluh tahun semenjak dirilis, game ini tetap saya anggap sebagai salah satu storytelling terbaik yang bisa kamu temukan dalam video game.
Kombinasi Berbagai Macam Permainan Dalam Satu Game
Membicarakan tentang gameplay merupakan hal yang menyenangkan dalam Suikoden. Layaknya kebanyakan JRPG yang dirilis pada masa itu, dalam Suikoden kamu akan disajikan dengan world map, dungeon, dan kota untuk dijelajahi, item untuk dikumpulkan dan equip, berbagai jenis sidequest untuk dilakukan, serta berbagai random battle untuk dilawan.
Suikoden memiliki sistem kustomisasi karakter yang sedikit berbeda dengan game lain. Jika pada game lain kamu diizinkan untuk mengganti senjata serta armor dan aksesoris pada karaktermu, maka dalam Suikoden kamu hanya bisa mengatur equipment berupa armor, aksesoris, dan item. Jadi kamu tidak akan bisa menggunakan item sembarangan kecuali kalau item tersebut kamu equip. Sedangkan untuk senjata, kamu tidak akan bisa mengubah senjata yang setiap karakter pegang, namun sebagai gantinya kamu dapat membawa senjata tersebut ke blacksmith untuk ditempa agar semakin kuat.
Untuk urusan battle, Suikoden lagi-lagi melawan norma umum yang biasa ditemukan di RPG pada masa itu. Game ini memiliki tiga jenis battle yang pemain harus hadapi. Jenis battle pertama adalah random battle seperti yang biasa kamu temukan pada genre serupa. Di sini kamu bisa memilih enam anggota party untuk bertarung bersamamu melawan musuh yang menghadang. Cara bertarungnya cukup simpel, di awal turn kamu akan disuruh untuk memilih apa saja yang akan karakter kamu lakukan di turn yang bersangkutan. Setelah kamu mengkonfirmasi pilihanmu, seluruh karakter termasuk musuh akan menjalankan perintah yang telah ditentukan dengan urutan yang tergantung dari stats yang dimiliki karakter atau musuh.
Jenis battle lain yang akan kamu temukan adalah war battle dan duel battle. Dalam war battle kamu akan berperang menggunakan pasukanmu melawan pasukan lawan, sedangkan dalam duel battle kamu akan bertarung satu lawan satu melawan musuh yang telah ditentukan. Meskipun dari segi visual dua jenis battle ini tampak berbeda, sebenarnya war battle dan duel battle sangatlah mirip satu dengan yang lainnya.
Kedua jenis battle ini sama-sama hanya terjadi tergantung pada progres cerita, jadi lawan yang akan kamu temui dijamin akan selalu sama. Kedua adalah dari cara bermain yang sebenarnya hanyalah versi keren dari permainan suit (gunting-batu-kertas atau gajah-orang-semut, yang mana pilihanmu). Dalam war battle kamu akan memiliki tiga jenis pasukan yaitu infanteri, pemanah, dan sihir. Setiap jenis pasukan kuat melawan jenis lainnya namun lemah melawan jenis satunya, betul-betul mirip seperti permainan suit. Tentu saja bagian ini diberi sentuhan sedikit karena kamu bisa menggunakan skill khusus yang tidak mengikuti peraturan di atas.
Untuk duel battle, kamu akan disajikan tiga pilihan yaitu attack, defense, dan special attack. Sama seperti war battle dan suit, bagian ini juga sebenarnya sangat simpel dengan urutan attack menang dari defense, defense menang dari special attack, special attack menang dari attack, dan terus berputar. Sedangkan untuk menentukan gerakan apa yang kamu pilih, kamu bisa membaca kata-kata apa yang keluar dari mulut lawanmu karena kata-kata itulah yang memberikan bocoran gerakan berikutnya apa yang akan lawanmu lakukan. Meskipun memiliki mekanisme yang simpel, duel battle dan war battle tetap menjadi suatu yang menyenangkan berkat penyajian yang unik yang ditampilkan dalam game.
Bagian terakhir dalam gameplay adalah mengenai banyaknya hal sampingan yang dapat kamu lakukan. Suikoden memiliki 108 karakter yang bisa kamu rekrut untuk pasukanmu, tentunya tidak semua karakter tersebut akan ikut menurut jalan cerita. Sering kali kamu harus menyelesaikan misi-misi sampingan atau bicara dengan karakter yang bersangkutan di waktu yang tepat agar mereka mau bergabung denganmu.
Karakter-karakter yang kamu rekrut pun tidak semuanya ikut ambil andil dalam pertarungan. Ada karakter yang akan membuka toko di markas kamu, ada juga yang akan membuka bandar judi chinchirorin yang bisa kamu mainkan untuk mendapatkan (kemungkinan besar membuang) uang, ada yang akan memberikan kamu feature untuk mengganti efek suara atau window theme dari game, dan bahkan ada juga karakter yang hanya akan menggosip saja namun isi dari gosipnya adalah clue tentang karakter rahasia atau hal-hal yang berhubungan dengan cerita lainnya.
Banyaknya hal yang dapat dilakukan di Suikoden inilah juga merupakan salah satu nilai jual utama dari RPG yang satu ini.
Pertahankan 2D Di Tengah Gempuran 3D
Grafis dari Suikoden bisa dibilang tidaklah spesial, kualitas grafis dalam game ini bahkan masih kalah dibandingkan dengan Chrono Trigger yang dirilis di SNES yang kemampuan hardware-nya lebih lemah daripada PlayStation. Meskipun begitu bukan berarti grafis dalam Suikoden akan menjadi alasan yang menghambat kamu untuk memainkan game ini.
Meskipun terlihat sangat standar jika dibandingkan dengan game PlayStation lainnya yang sepertinya masih kaget dengan grafis 3D, Suikoden masih mempertahankan sprite 2D. Uniknya keterbatasan ini menjadi pesona tersendiri dalam Suikoden, terutama saat kamu tengah berburu karakter untuk direkrut. Saat berjalan-jalan di dunia Suikoden kamu dijamin akan bisa membedakan karakter yang bisa direkrut hanya dari sprite mereka yang terlihat lain daripada yang lain. Meskipun tidak penting entah kenapa hal ini memberikan kesan tersendiri dalam game.
Lihat Juga: [Spesial Valentine] Hubungan Karakter Terbaik Yang Ada Di Video Game
Selain itu keterbatasan grafis ini juga dimanfaatkan oleh Konami dalam beberapa misi sampingan. Misalnya seperti salah satu karakter ninja dalam game ada yang bisa direkrut hanya jika kamu menemukan dia bersembunyi di balik pilar sebuah kota. Hal simpel seperti ini tentunya akan sulit terwujud dengan grafis 3D.
Yang jelas, meskipun sepintas grafis Suikoden terlihat di bawah standar, jangan jadikan itu alasan untuk kamu tidak mencoba masterpiece yang satu ini. Lagi pula meskipun memiliki sprite 2D yang kalah dengan game PlayStation lainnya, Konami tetap berhasil menyajikan dunia yang nampak indah dan enak dilihat meskipun ada keterbatasan dari segi teknikal.
Verdict: Segera Mulai Petualanganmu Mengumpulkan 108 Stars of Destiny
Meskipun memiliki lebih dari 108 hal yang bisa membuat saya mencintai game ini, Suikoden pertama bukanlah game yang sempurna. Game ini memiliki sedikit kekurangan terutama di bagian gameplay. Beberapa bagian dalam game akan sangat mudah pemain manfaatkan sehingga game menjadi sangat tidak menantang (terutama di bagian chinchirorin dan war battle). Game ini juga bisa dibilang termasuk game yang akan sering sekali menyuruh kamu bolak balik keliling dunia, untungnya hal menyusahkan ini tertolong berkat salah satu anggota pasukanmu, Viki, yang bisa mengirim kamu teleport kemanapun yang kamu minta.
Akhir kata, Suikoden adalah sebuah mahakarya dari Konami yang sepertinya terlupakan. Suikoden merupakan satu dari sedikit game yang seandainya diberdayakan dengan baik bisa menjadi salah satu penantang utama seri Final Fantasy yang sampai sekarang masih dianggap sebagai ujung tombak JRPG meskipun saat ini lebih banyak game lain yang cocok untuk menggantikan seri itu.
Dengan musik yang akan selalu melekat di pikiran, cerita epik yang akan membawa kamu ke petualangan yang luar biasa, variasi gameplay yang akan membuat kamu berpikir tanpa membuat stres, Suikoden pasti akan selalu melekat di hati penggemarnya. Meskipun begitu sayangnya game ini tidak melekat di hati para eksekutif di Konami. Jika kamu sangat suka dengan seri ini dan menginginkannya kembali, kamu bisa bergabung ke kampanye online seperti Suikoden Revival Movement, tapi untuk sementara yang bisa kamu lakukan hanyalah menikmati berbagai game lawas dari seri yang satu ini sambil berangan-angan seandainya Konami lebih banyak memberikan perhatian terhadap Suikoden.
PlayStation Store (US): Suikoden, $5,99 (sekitar Rp 70.000)
Post Nostalgia Review Suikoden – Sebuah Game Yang Mendobrak Berbagai Norma Genre Pada Masanya muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.