International Game Developers Association atau yang biasa disingkat IGDA hari ini mengumumkan hasil survei mereka tentang kepuasan orang-orang yang bekerja di industri game. Hasil survei tersebut masih menunjukkan ketidakseimbangan antara pegawai wanita dan pria, meskipun jumlah pegawai wanita di industri game sudah meningkat banyak dari tahun 2009 yang hanya menunjukkan 11% wanita di industri. Berikut adalah infografik dari hasil survei IGDA tersebut.
Survei menunjukkan bahwa industri game saat ini masih betul-betul dikuasai oleh kaum Adam. Ayo para wanita jangan mau kalah, sudut pandang wanita sangat dibutuhkan di industri yang sudah terlalu banyak memiliki game kelebihan testosteron ini.
Angka di atas tentunya merupakan standar luar negeri. Sebagai seseorang dengan pengalaman di industri game lokal, ditambah lagi dengan beberapa kenalan di industri game dalam negeri, saya bisa meyakinkan kamu bahwa rata-rata pendapatan developer di Indonesia tidaklah sebesar di atas. Tapi sudah termasuk cukup besar untuk standar pemasukan di Indonesia.
Banyak developer yang mundur dari industri ini. Ada yang merasa tidak puas dengan kehidupan yang mereka jalani saat menjadi developer atau terlalu lelah dengan pekerjaan mereka (beberapa perusahaan mempunyai peraturan yang cukup keras untuk pegawainya).
Saran saya, jangan bekerja di industri game kecuali kamu benar-benar mencintai video game. Banyak pekerjaan yang tidak semelelahkan developer game dengan gaji lebih tinggi. Namun jika kamu memang memiliki passion, ikutilah kata hatimu, maka hari-hari bekerjamu tidak akan terasa berat.
Untuk menyelesaikan game tepat waktu, sering kali developer mengorbankan waktu dan tenaga mereka untuk melakukan lembur yang gila-gilaan. Jadi betul-betul banyak pengorbanan yang dilakukan developer untuk menyajikan game berkualitas kepada kita. Jangan menghina pengorbanan itu dengan memainkan bajakan ya.
Meskipun terpaksa lembur, kebanyakan developer mendapatkan kompensasi atas lembur mereka. Kompensasi bisa dalam bentuk bonus saat proyek selesai, liburan tambahan, makan malam, dan lain-lain. Sayangnya masih ada juga perusahaan yang menyia-nyiakan pengorbanan pegawai mereka dengan tidak memberikan kompensasi tersebut.
Demikianlah hasil survei dari IGDA untuk para pelaku industri game di dunia. Belum diketahui developer dari negara mana saja yang menjadi responden untuk survei ini. Tapi melihat hasilnya sepertinya apa yang dialami developer dalam negeri pun tidak jauh berbeda dengan hasil survei di atas.
Sumber: IGDA
Post IGDA Mempublikasikan Hasil Survei Kepuasaan Para Developer Game muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.