Masih ingat sama Tenchu, Way of the Samurai, Sumioni, atau Rain? Nah developer yang sama yaitu Acquire bersama ZeroDiv baru saja mengeluarkan game dungeon crawler berjudul Mind Zero yang eksklusif untuk PS Vita. Banyak orang sering membandingkan game ini dengan Persona 4 karena beberapa kemiripan karakter. Saya sendiri mencoba Mind Zero karena penasaran dengan gameplay-nya, jadi mari kita cari tahu bersama.
Saya harus bilang kalau game ini tidak memberikan kesan yang cukup mendalam dalam satu jam pertama. Saya mengharapkan akan segera bisa mengeksplorasi dungeon tetapi game ini tidak memberi banyak kebebasan. Satu jam pertama akan kamu habiskan untuk pengenalan cerita, pengenalan karakter, battle tutorial, dan setumpuk informasi tentang terminologi di dalam game ini yang cukup dalam.
Mind Zero dimulai dengan sebuah rumor yang mengatakan ada sebuah pintu rahasia sekolah yang berisi seorang pria dengan kapak yang berlumuran darah jika pintu tersebut dibuka. Protagonis game ini bernama Kei Takanashi dan dia adalah salah satu pelajar di sekolah tersebut yang berada di tempat dan waktu yang salah. Kei bertemu dengan sosok misterius dibalik pintu rahasia. Tapi bukannya seorang pria berlumuran darah yang keluar namun seorang wanita yang bernama Undertaker.
Kei berharap bisa keluar dari ruangan ini dan Undertaker memberikan dia satu pilihan yaitu memilih salah satu senjata yang ada di ruangan, tetapi jika senjata itu salah dia akan menerima konsekuensi yang fatal. Kei mendengar suara bisikan dari salah satu senjata yang berbentuk sabit, Kei mengambil senjata itu dan akhirnya dia bisa melihat rahasia yang tersembunyi di dalam senjata itu. Dari kejadian ini, perjalanan Kei untuk menemukan jawaban dibalik pintu misterius ini akhirnya dimulai.
Gameplay dari game ini sangat kental dengan unsur visual novelnya sehingga kamu yang harus membaca seluruh cerita dari game ini untuk mengerti semua terminologi dan unsur cerita yang mereka kembangkan. Untungnya tutorial yang diberikan Mind Zero cukup jelas dan tidak bertele-tele, kamu akan mengerti bagaimana cara yang paling efektif untuk menjelajahi dungeon dan mengatur skill untuk melawan entitas di dalam dungeon.
Setelah satu jam, game ini mulai menunjukkan sisi unik dan serunya. Saya akhirnya mulai bisa menjelajah sendiri tanpa terikat dengan cerita utama dari game ini. Dunia Mind Zero dibentuk dari background yang flat 2D dengan setting tempat di Jepang. Kita bisa mengeksplorasi dungeon yang kita selesaikan selama tutorial, menerima misi dari detektif di kota untuk memecahkan misteri tentang MIND, dan juga kita bisa memperkuat equipment karakter kita dengan membeli peralatan dari toko aksesoris. Selain itu kita bisa menyelesaikan side quest dan misi ini bisa membantu kita untuk mengenal protagonis yang lain dengan lebih dekat.
Sistem battle di Mind Zero menggunakan turn-base yang membuat kita berpikir dua kali ketika mengambil sebuah keputusan. Protagonis kita membuat kontrak dengan entitas penghuni dunia lain dari senjata mereka. Entitas itu adalah MIND, MIND adalah makhluk yang agresif dan memerlukan manusia sebagai inang untuk tubuhnya, orang yang berpikir negatif (dendam, iri hati, dll) cenderung akan menarik perhatian MIND dan biasanya MIND akan mencoba untuk mengambil alih tubuh orang tersebut. Untuk memanggil MIND, karakter kita memerlukan MP (Mind Point). Nyawa karakter kita ditentukan dengan LP (Life Point) dan untuk mengeluarkan skill dari MIND diperlukan TP (Technical Point) yang didapat dari menyerang MIND yang agresif di dungeon.
Fun factor dari battle ini adalah strategi untuk mengumpulkan TP dan memanfaatkan BURST (skill yang bisa diaktifkan di mana protagonis yang kita kendalikan mendapatkan prioritas untuk menyerang). Membunuh MIND dengan BURST akan menghasilkan uang yang lebih banyak serta poin exp yang lebih besar. Fitur touchscreen yang disediakan sangat interaktif ketika kita harus berinteraksi dengan objek yang ada di dungeon. Fitur ini sangat vital ketika bereksplorasi, karena untuk mengaktifkan tombol atau menghancurkan perangkap di dungeon diperlukan interaksi dari jari kita dengan layar PS VITA.
Saya harus tekankan bahwa personalitas karakter di game ini akan mengarah ke dua pilihan. Antara kalian akan “sangat suka” atau “sangat benci”, karena selama satu jam pertama kita akan dikenalkan dengan bermacam-macam karakter dan beberapa dari karakter tersebut mempunyai personalitas yang klise. Sebagai contoh, protagonis wanita yang bernama Kotone Shiragiku mempunyai sifat dan karakteristik yang pemalu. Di dalam dungeon pun dia sangat lemah dalam serangan fisik tetapi dia sangat ahli dalam akurasi serangan dan support. Apakah ini kebetulan? Jawabannya tidak, karakter ini adalah karakter support yang sangat klise di dunia RPG dan ketika pertama kali kalian bertemu dengan karakter ini. Pasti tanpa kalian sadari pun kalian sudah tau peran yang akan karakter ini mainkan di game.
Sistem tiga dimensi dalam dungeon di Mind Zero sangat solid dan memberikan teka-teki serta puzzle yang cukup menguras otak. Event dan cinematic yang diberikan di dungeon ini sepadan dengan waktu yang kita investasikan. Desain menu, skill, items, dll juga menggunakan fitur touch screen sehingga bisa menghemat waktu kita tanpa harus memutar-mutar tombol untuk mengganti skill atau menggunakan item. Selain itu, ilustrasi dua dimensi ketika bereksplorasi di kota game ini pun tidak kalah menariknya.
Saya adalah salah satu gamer yang gila dengan JRPG apalagi dengan tipe dungeon crawler seperti ini. Tetapi Mind Zero tidak bisa membuat impact dan kesan yang lebih dengan gameplay nya pada satu jam pertama. Yang membuat saya terus memainkan game ini karena suara dari protagonis Kei Takanashi diisi oleh Tomokazu Sugita yang mungkin dikenal juga sebagai suara Chrom di Fire Emblem: Awakening.
Selain itu, unsur visual novel dari game ini terlalu kental, saya suka dengan alur dan atmosfer yang mereka terapkan di awal dan di poin tertentu cerita game ini sangat menarik tetapi saya tetap berpikir bahwa terlalu banyak cutscene yang tidak terlalu penting dan waktu yang saya investasikan di game ini serasa lebih banyak membaca cutscene dan investigasi, daripada beraksi di dalam dungeon. Sehingga beberapa jam kemudian saya memasuki tahap jenuh pada game ini. Poin positif yang bisa diambil dari dalam investigasi di Mind Zero adalah ilustrasi dan artwork yang sangat solid, splash art dari Mind Zero adalah salah satu karya ilustrasi yang sangat detail untuk game PS VITA, ditambah dengan background dua dimensi yang sangat menarik ketika cutscene dan cinematic.
Mind Zero adalah salah satu game yang memikat para pemain dengan opening yang sangat-sangat fantastis, tetapi ketika kita membeli game tersebut, ekspektasi yang diberikan dari opening dan trailer yang tersebar di social media itu tidak sepadan dengan gameplay pada satu jam pertama dan mungkin akan membuat kecewa para gamer. Game ini akan menjamin eksplorasi dan desain dungeon yang solid setelah gamer menyelesaikan chapter pertama atau satu jam pertama. Jadi mungkin bagi kalian yang mau membeli game ini, maka bersiap untuk bersabar-sabar dulu lalu bersenang-senang kemudian.
PSN Store Link: Mind Zero, $39.99
Post Review Mind Zero – Pikiranmu Adalah Senjatamu muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.