Game dengan genre adventure sangatlah populer di tahun 80-an dan 90-an. LucasArts merupakan salah satu contoh developer yang meraup keuntungan banyak dari genre ini. Berkat salah satu anggota andalannya yaitu Tim Schafer, LucasArts berhasil mengeluarkan berbagai judul legendaris seperti The Secret of Monkey Island, Full Throttle, dan Grim Fandango. Setelah merilis Grim Fandango, Tim Schafer keluar dari LucasArts untuk membentuk Double Fine Productions yang masih berdiri sampai sekarang.
Di tahun 2012, Tim Schafer yang telah meninggalkan genre adventure selama 14 tahun akhirnya kembali lagi dengan sebuah kampanye Kickstarter yang berakhir dengan sukses besar. Setelah dua tahun kesuksesan Double Fine Adventures di Kickstarter, akhirnya game adventure buatan sang maestro legendaris ini dirilis. Game tersebut muncul dalam wujud Broken Age.
Broken Age telah dirilis semenjak Januari lalu untuk Windows PC, Mac, dan Linux. Baru Kamis kemarin ini Broken Age dirilis khusus untuk iPad. Broken Age terbagi ke dalam dua act dengan Act 2 yang masih belum memiliki tanggal rilis. Cek review lengkap game yang mengubah penggalangan dana melalui Kickstarter melalui artikel di bawah ini.
Perwujudan Adventure Klasik Yang Sebenar-benarnya
Saat sedang mencoba menggalang dana melalui Kickstarter, Schafer dan tim Double Fine Productions melakukan sesuatu yang bisa dibilang nekat. Mereka membuat sebuah kampanye yang meminta dana sebesar $400.000 (sekitar Rp 450 juta), tanpa memberikan konsep, ide, apalagi prototype, yang mereka punya hanyalah janji bahwa ini akan menjadi game adventure yang betul-betul klasik dan dikerjakan langsung oleh Tim Schafer.
Terdengar cukup gila memang jika kamu meminta uang sebesar itu hanya dengan janji-janji berupa kata-kata saja, tapi nyatanya kampanye yang bertajuk Double Fine Adventure ini berhasil sukses mengantongi lebih dari $3,3 juta (sekitar Rp 4 miliar). Bukti bahwa memang para fans sudah sangat rindu dengan genre yang sempat menguasai dunia game bertahun-tahun lalu ini.
Ternyata Double Fine berhasil memenuhi janji mereka, Double Fine Adventure yang kemudian dikenal dengan judul akhirnya yaitu Broken Age, memang memiliki segala esensi terbaik yang dimiliki game adventure klasik. Di sini kamu bisa menemukan cerita yang keren gabungan antara tema serius dan banyak bumbu komedi, puzzle yang akan memaksa kamu untuk berpikir dan berinteraksi dengan seluruh objek yang ada di dalam game, serta kualitas writing yang dijamin akan membuat kamu sangat menikmati pengalaman bermain yang kamu rasakan.
Di sini kamu tidak akan menemukan inovasi spesial dari gameplay, satu-satunya inovasi yang saya temukan adalah feature untuk memainkan dua karakter yang memiliki background dan sudut pandang berbeda dengan bebas. Kamu bebas memilih untuk memainkan yang mana terlebih dahulu tanpa perlu khawatir tidak mengerti keseluruhan cerita. Di tengah permainan kamu juga bebas untuk mengganti karakter kapanpun kamu mau tanpa harus menunggu perubahan chapter, dan tanpa khawatir akan ada potongan cerita yang terlewatkan.
Hal di atas mungkin lebih bisa dibilang sebagai inovasi dari segi naratif daripada gameplay, namun untuk game bergenre adventure di mana bagian gameplay dan naratif adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, inovasi ini tentunya merupakan suatu perubahan yang sangat baik tanpa harus membuat game ini kehilangan statusnya sebagai game adventure klasik.
Kisah Fantasi Tanpa Batasan Imajinasi
Sebagai sebuah game adventure, tidak mengherankan jika Broken Age memiliki kualitas cerita yang tinggi, bahkan mungkin game ini termasuk salah satu game dengan cerita terbaik yang dirilis beberapa tahun terakhir. Bagusnya cerita dalam Broken Age tidak hanya terwujud berkat ide cerita serta kualitas writing yang tinggi tapi juga cara penyampaiannya yang bagus (yang akan saya bahas lebih lanjut di bawah ini).
Broken Age bercerita tentang dua orang pemuda. Vella, seorang gadis yang menjadi korban dari tradisi kuno, dan Shay, seorang pemuda yang bosan dengan rutinitas sehari-harinya dan mengharapkan sebuah petualangan seru yang mendebarkan. Sepintas kedua karakter ini nampak seperti tidak memiliki hubungan sama sekali, hal ini semakin didukung dengan setting dunia Vella yang seperti diambil dari kisah fantasi, berlawanan 180 derajat dengan setting dunia Shay yang diambil dari kisah sci-fi.
Sepanjang permainan kamu hanya bisa menerka-nerka sebenarnya apa hubungan antara dua karakter yang bisa kamu kendalikan ini. Tidak jarang selama permainan kamu secara tidak sadar membuat teori sendiri tentang kedua hubungan karakter ini, sebelum akhirnya game ini membuat kamu menghasilkan berbagai teori lainnya di kepalamu sendiri yang jawabannya hanya bisa kamu pastikan di akhir Act 1 game.
Trik naratif yang digunakan untuk mewujudkan hal ini sangatlah hebat. Meskipun novel dan film juga bisa membuat pengalaman naratif yang sama, tapi cara penyampaian cerita yang ada di Broken Age hanya bisa dinikmati melalui media interaktif seperti video game, dan Double Fine terbukti bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki media interaktif ini.
Totalitas Audio dan Visual
Selain memiliki cerita yang sangat bagus, hal lain yang membuat saya sangat menggemari Broken Age adalah kualitas grafis yang dimilikinya. Game ini memiliki grafis dengan gaya gambar tangan yang terlihat sangat indah. Perpaduan warna serta kualitas ilustrasi dalam Broken Age dijamin bisa membuat kamu betah memainkan game ini berjam-jam.
Kualitas visual ini semakin bisa kamu nikmati saat kamu memainkan bagian cerita dari Vella yang memang memiliki setting dunia yang penuh warna, mengingatkan saya akan lukisan atau buku cerita dongeng bergambar.
Tapi itu bukan berarti bagian Shay terlihat membosankan ya. Meskipun setting cerita Shay tidak seindah dunia tempat cerita Vella berlangsung, bagian Shay memiliki lebih banyak misteri dan juga komedi yang membuat kamu ingin terus melanjutkan kisah dari Shay.
Kualitas presentasi Broken Age juga didukung oleh bagian audio yang tidak main-main. Game ini memiliki soundtrack yang betul-betul mengingatkan saya kepada acara TV yang biasa diputar di sore hari atau minggu pagi.
Selain soundtrack, bagian audio game ini juga diperkuat oleh jajaran voice actor ternama. Beberapa tokoh terkenal yang terlibat dalam game ini antara lain adallah Elijah Wood (Lord of the Rings), Jack Black (Tenacious D), Wil Wheaton (Star Trek), dan lain-lain.
Perbedaan Antara Versi PC dan iPad
Seperti yang sempat saya singgung di atas. Game ini dirilis terlebih dahulu di PC Januari lalu sebelum akhirnya rilis di iPad tempo hari. Karena versi PC dari Broken Age juga merupakan game point n’ click, sehingga kebanyakan kontrol hanya dilakukan dengan mouse saja. Hal ini membuat porting Broken Age ke iPad tidak terlalu susah karena tidak banyak perubahan kontrol yang harus dilakukan. Anggap saja jari kamu merupakan pengganti dari pointer mouse.
Satu-satunya hal yang saya lihat berbeda adalah adanya icon mata dan icon gear yang ada di layar. Icon mata ini berfungsi untuk menunjukkan objek apa saja di layar yang bisa kamu ajak interaksi. Kontrol ini berbeda dengan PC yang akan memberi tahu kamu objek apa yang bisa diajak interaksi dengan cara hover mouse kamu di atas objek yang bersangkutan, Jadi jika kamu mau melanjutkan game, terkadang kamu harus memutar-mutar pointer ke seluruh bagian layar agar tahu kalau bagian tertentu bisa diklik.
Perbedaan kedua adalah icon gear yang akan menghentikan (pause) game kamu dan menampilkan in-game menu. Fungsi ini di PC bisa diakses dengan memencet tombol Esc di keyboard.
Sejauh ini itu saja perbedaan paling terasa yang saya rasakan dari versi PC dan iPad. Jadi kamu tidak perlu bingung mau memainkan game ini versi mana, karena dua-duanya sama-sama bagus.
Verdict: Sebuah Kisah Yang Tidak Boleh Terlewatkan
Broken Age (yang baru dirilis Act 1), mungkin merupakan game yang pendek. Kamu bisa menyelesaikan game ini hanya dalam waktu empat jam saja. Meskipun begitu, pengalaman singkat itu terasa sangat padat dan berharga. Anggap saja melalui game ini kamu menonton dua film yang karakter utamanya bisa kamu kendalikan.
Seandainya kamu merupakan penggemar game adventure klasik, melewatkan Broken Age jelas merupakan dosa besar. Tapi kalau kamu bukan orang yang terbiasa dengan genre klasik tersebut, kamu tetap harus mencoba genre yang sempat menguasai industri game ini, ditambah dengan banyak sentuhan modern yang dijamin tidak akan bikin kecewa.
Broken Age Act 1 tersedia untuk PC, Mac, dan Linux semenjak Januari kemarin. Untuk iOS (khusus iPad) game ini baru tersedia minggu lalu, dan Android serta Ouya juga dijanjikan akan kedapatan game keren ini meskipun belum ada informasi lebih lanjut kapan akan dirilis.
Selain itu, sampai sekarang juga belum ada informasi mengenai tanggal rilis dari lanjutan kisah game ini, yaitu Broken Age Act 2. Kunjungi terus Games in Asia untuk update terbaru tentang lanjutan kisah Vella dan Shay ini.
Steam (At 1 + Act 2 saat dirilis nanti): Broken Age, $24,99 (sekitar Rp 300.000)
Apple App Store – Khusus iPad (Act 1 dengan Act 2 sebagai IAP): Broken Age, Rp 119.000
Post Review Broken Age – Kisah Luar Biasa Tentang Dua Insan Yang Berbeda muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.