Mungkin MMOFPS-RPG (Massively Multiplayer Online First-Person Shooter-Role Playing Game) adalah salah satu genre terpanjang yang bisa diucapkan, dan hal itu sangat menjelaskan tentang apa Destiny sebenarnya. Game ini memiliki elemen sosial layaknya MMO pada umumnya seperti kemampuan untuk berinteraksi dengan pemain lain, gameplay first-person shooter yang digabung dengan elemen RPG, serta cerita yang bisa kamu ikuti seperti layaknya RPG pada umumnya.
Destiny adalah game terbaru garapan Bungie yang terkenal dengan seri Halo di Xbox. Cukup mengherankan melihat developer yang sebelumnya dekat dengan Microsoft kini beralih ke multiplatform, meski hal tersebut nampaknya tidak akan aneh karena Insomniac yang sebelumnya membuat game eksklusif Sony kini berpindah membuat Sunset Overdrive untuk Xbox One.
Kembali lagi ke Destiny. Seperti namanya, game ini adalah Destiny dalam masa alpha sehingga kamu hanya memainkan segelintir dari sekian banyak konten yang ada dalam game tersebut. Versi alpha dari Destiny hanya bisa diakses untuk pengguna PS4 saja hingga akhir minggu ini. Saya berkesempatan untuk mencoba game ini (thanks for the code, Fahmi!) dan saya akan sedikit berbagi tentang pengalaman saya untuk pertama kalinya mencoba Destiny.
Destiny terlihat seperti umumnya game MMO yang ada di pasaran. Pertama-tama kamu akan disuruh membuat karaktermu sendiri. Kamu bisa memilih salah satu dari tiga macam Guardian Class yang tersedia. Ada Titan yang berfokus pada tipe pertempuran frontal, Warlock yang lebih pada permainan strategis, dan Hunter yang bertempur dengan kecepatan tinggi. Kemudian, kamu bisa mengatur penampilan karaktermu mulai dari ras hingga penampilan wajah. Character customization di sini tidak terlalu ‘mewah’ seperti MMO modern di PC, namun pilihan pengaturan penampilan yang ada sudah cukup menarik untuk dieksplorasi.
Setelah selesai membuat karakter, saya langsung masuk ke dalam permainan utama. Permainan di sini terasa seperti yang saya sebutkan sebelumnya: MMOFPSRPG. Kamu bebas untuk bergerak ke daerah manapun sambil menembaki musuh yang ada layaknya game FPS. Musuh yang ada juga terus menerus melakukan respawn sehingga kamu tidak akan kehabisan musuh untuk ditembak. Lalu setelah membunuh musuh, kamu mendapatkan XP yang akan membuatmu level up. Setelah level up, kamu bisa mengembangkan skill yang kamu punya demi memperkuat karaktermu lebih lanjut.
Satu hal yang membuat saya cukup senang dalam game ini adalah kamu bisa memanggil kendaraan hampir di manapun kamu berada jadi kamu tidak perlu repot-repot untuk berjalan ke tujuan yang jauh. Oh iya, kamu bisa melayang juga dan tidak ada falling damage karena jatuh dari ketinggian tertentu (lain hal kalau kamu jatuh ke luar map). Kamu juga bisa kembali ke pesawat (ya, kamu punya pesawat sendiri) kapan saja yang tentunya membuat permainan menjadi lebih praktis.
Pertempuran dalam Destiny terasa responsif. Senjata mengarah dengan baik saat kamu menggerakan stik kanan dan mengarah menggunakan pisir senjata membuatmu melakukan auto-aim ringan yang cukup membantu namun tidak membuat permainan menjadi kurang menantang. Mungkin kamu akan teringat dengan Halo ketika bertempur dalam game ini. Maklum, Destiny juga berasal dari studio yang sama seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Selama tembak menembak, kamu juga bisa menggunakan skill yang dimiliki setiap Guardian Class yang berbeda.
Sebenarnya, ada beberapa macam game mode yang nanti bisa kamu temui, namun untuk versi alpha, saya baru menjumpai dua game mode yaitu Explore dan Story. Story, seperti biasa adalah misi yang mengikuti skenario yang sudah ditentukan sementara Explore adalah mode di mana kamu bisa menjelajahi planet yang ada sebebas mungkin. Selama melakukan eksplorasi, kamu nanti akan bertemu beacon yang bisa kamu aktifkan untuk mengakses quest.
Impresi saya saat melakukan quest sayangnya tidak begitu berkesan. Kebanyakan quest yang tersedia rasanya seperti quest yang umum kamu temui di MMORPG. Biasanya quest tersebut berupa: bunuh sekian musuh, kunjungi tempat X, kumpulkan item ini, dan quest umum lainnya. Hal ini tentunya bukan hal yang buruk buat kamu yang suka melakukan grinding.
Bicara soal grinding, saya anjurkan kamu selalu melakukan grinding maupun eksplorasi bersama temanmu. Ya, secara tidak mengejutkan, Destiny jauh lebih menyenangkan jika kamu bermain bersama teman-temanmu. Kamu tidak akan merasa dikeroyok dan musuh-musuh akan terasa lebih mudah dihadapi. Hal itu juga berlaku untuk Public Event. Apa itu Public Event? Public Event adalah semacam side quest yang terjadi secara random dan biasanya melibatkan banyak orang. Contohnya, kamu disuruh untuk menghancurkan satu musuh besar di mana tidak kamu saja yang ditugaskan melainkan orang lain juga ada ikut melakukannya.
Namun sayangnya selama saya memainkan game ini, saya jarang sekali bertemu dengan pemain lain. Mungkin karena ini game ini masih dalam tahap alpha dan baru, jadi saya jarang bertemu dengan orang lain. Semoga saja ke depannya hal ini akan berubah karena rasanya begitu saya bermain dengan orang lain, permainan berubah secara drastis dan menjadi lebih seru.
Oh iya, dalam game ini ada juga semacam kota checkpoint tempat kamu membeli perlengkapan dan bertemu dengan orang lain. Dalam kota tersebut, sudut pandang berubah menjadi third person view dan rasanya game ini seperti seperti World of Warcraft di mana kamu bisa melompat-lompat ke sana ke mari seperti kelinci gila. Tentunya, itu hal bagus.
Sejauh ini saya sudah bermain kurang lebih 4 jam dan sudah mencapai level 6. Pengalaman saya bermain Destiny juga cukup baik, meskipun tidak ada satupun hal yang sangat berkesan dalam game-nya. Mungkin alasan saya bermain terus adalah game ini sangat adiktif. Ya, rasanya tidak cukup hanya sekali saja melompat kemana-mana sambil menembaki musuh di udara lalu melemparkan granat yang lansung membunuh 4 musuh sekaligus di dalam area yang sangat luas tanpa selalu terkurung tembok. Saya juga ingin tahu lebih lanjut seperti apa area yang menanti di balik bukit-bukit yang ada di map. Mungkin saja saya akan bertemu musuh yang lebih kuat? Siapa tahu?
Kita masuk bagian grafis dari Destiny. Wow, saya cuma bisa bilang satu hal: “Halo”. Mulai dari desain senjata, karakter, lingkungan, level, kendaraan, special effect, semuanya berteriak: “Halo”. Grafis dalam game ini ditampilkan dengan warna-warna cerah dan indah khas game legendaris buatan Bungie itu. Meski game ini masih dalam tahap alpha, Destiny tetap tampil dalam resolusi 1080p dan berjalan dalam 30 fps dengan sangat lancar.
Kira-kira itu saja yang bisa saya bagikan saat ini. Kalau kamu tertarik dengan game FPS dengan elemen MMO, Destiny wajib untuk dimainkan. Beta dari Destiny bisa kamu akses tanggal 17 Juli mendatang di PS3, PS4, Xbox 360 dan Xbox One. Destiny sendiri akan dirilis 9 September 2014 untuk keempat perangkat tadi.
Post Preview Alpha Destiny – Inilah MMOFPSRPG muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.