Seandainya saja sekarang ini saya ditanyai seputar profesi apa yang ingin saya geluti, mungkin kalimat Bajak laut-lah yang akan secara spontan terlontar begitu saja dari mulut saya. Yep, begitulah kira-kira efek setelah menghabiskan waktu berjam-jam memainkan game Age of Wind 3 ini di gadget Android. Setelah sebelumnya sukses merompak tiga buah kapal dagang, saya pun bergegas menulis review game bajak laut ini agar saya bisa merekrutmu untuk turut ambil bagian sebagai para perompak lautan karibia di Age of Wind 3. Yaarrrrrr…!
Sebagai gambaran awal, Age of Wind 3 merupakan game simulation yang sedikit banyak terinspirasi oleh game Sid Meier’s Pirates, yang mana disebut-sebut sebagai inspirator game Pirate simulation semenjak pertama kali dirilis tahun 1987 silam. Sama halnya seperti sederet game simulasi bajak laut lain, di Age of Wind 3 kamu diberikan kebebasan untuk mengarungi besarnya lautan karibia serta berbuat onar dengan merompak berbagai macam kapal yang kamu temui disepanjang lautan.
Mekanisme gameplay dalam game Age of Wind sendiri terbagi dalam 2 macam bagian: Mode Overworld dengan eksplorasi world map yang terbagi dalam susunan hexagonal, kemudian Battle mode yang menempatkan kamu dan kapal musuh untuk beradu dalam sebuah pertempuran laut yang cukup seru secara real-time.
Untuk mode eksplorasi Overworld-nya sendiri, perjalanan kamu dibatasi oleh meter energi berupa rum (sejenis minuman keras) yang menjadi bahan bakar utama bagi kru kapal untuk melakukan pekerjaan mereka. Rum sendiri merupakan resource yang bisa diperbaharui lewat kunjungan kamu ke sejumlah pelabuhan yang tersebar di berbagai penjuru kepulauan Karibia. Selain rum, jumlah kru juga menjadi perhitungan tersendiri bagi performa kapal yang kamu kemudikan. Sehingga secara otomatis, semakin besar kapal yang kamu punya, semakin sering kamu berlabuh di pelabuhan untuk merekrut kru dan restock persediaan rum yang kamu punya untuk perompakan besar-besaran berikutnya.
Mekanisme gameplay kedua adalah bagian paling favorit saya. Age of Wind 3 bisa dibilang sukses mengusung pertempuran Naval battle khas game simulasi bajak laut ke dalam genggaman gadget Android yang saya punya. Disini kalian diberi opsi untuk memilih 2 cara mengemudikan kapal, baik secara manual (melalui kontrol di layar), maupun Accelerometer (yang menurut saya pribadi sedikit lebih susah untuk digunakan).
Untuk menyerang kapal musuh, kamu bisa menembakkan meriam kapal ke arah musuh serta menggunakan Special ability yang membutuhkan beberapa loot yang bisa kamu dapatkan dari bangkai kapal lawan. variasi Special Ability yang tersedia sendiri juga sangat membantu jalannya pertempuran yang kamu hadapi nanti, mulai dari Bomb barrel yang cocok untuk kamu jadikan ranjau supaya bisa kabur dari kejaran lawan, hingga Kraken Tentacle yang akan memberi kerusakan AOE disekeliling kapal yang kamu kemudikan.
Sayangnya kedua feature yang saya sebutkan tadi tidak diimbangi dengan keberadaan single player quest yang konsisten dengan tema perompak-nya. Di Age of Wind 3 kamu lebih banyak melakukan pekerjaan fetch quest yang menurut saya pribadi kurang menggambarkan jiwa seorang perompak yang saya inginkan.
Bayangkan.. untuk mendapatkan sebuah Special Ability seperti Emergency Repair, saya harus menolong seorang tukang kayu yang peralatan kerjanya disabotase oleh perompak lain. Untuk itu saya harus jauh-jauh mengarungi lautan ke pulau X untuk membelikannya bahan-bahan yang ia butuhkan untuk bekerja, sesampainya di pulau X saya harus membantu penjual bahan baku tadi untuk mendapatkan material yang di jaga ketat oleh kapal perompak lain. Setelah selesai, begitu saya kembali ke tukang kayu tadi, dia memberikan quest untuk membalaskan dendamnya atas tindakan perompak yang menyabotase peralatan dia sebelumnya, baru dia mau memberi saya ability yang saya butuhkan. Captain! It’s busy work… not a pirate work!
Syukurnya kekurangan aspek single player tadi cukup terobati dengan presentasi audio dan visual Age of Wind 3 yang cukup atraktif untuk saya mainkan. Saya sendiri menyarankan kalian untuk memakai earphone sepanjang sesi permainan. Pengembang Deemedya bisa dikatakan piawai dalam menyajikan atmosfer era pembajakan di laut Karibia melalui aspek sound yang cukup mengigit, ditambah dengan warna-warni visualnya yang cukup legit.
Age of Wind 3 bisa diunduh secara gratis dengan iklan yang tidak terlalu mengganggu jalannya permainan (saya hanya menemukan iklan setiap saya menyelesaikan pertempuran). Untuk IAP-nya sendiri, Deemedya kurang begitu detail dalam memberikan deskripsi nominal harga paket Trophy (sejenis kredit untuk fast forward upgrade dan instant revival di tengah pertempuran) dan in-game Gold yang mereka tawarkan, sehingga mau tidak mau saya harus mengklik satu demi satu paket yang ada agar bisa masuk ke Google Play payment dan melihat harga dari IAP yang saya pilih sebelumnya. Namun sepanjang sesi bermain saya, keduanya bukanlah sebuah keharusan karena Gold sendiri bisa kamu dapatkan lewat quest serta tawaran menonton video yang kamu temukan di lautan.
Overall, Diluar kekurangan yang sempat saya sebutkan di bagian single player quest tadi, game Age of Wind 3 tetap merupakan pilihan rekomedasi bagi saya buat kalian yang ingin menggenggam serunya pengalaman menjadi sesosok bajak laut di kepulauan Karibia bulan ini.Yaarrrrrr!
Apple Apps Store Link: Age of Wind 3, Gratis
Google Play Link: Age of Wind 3, Gratis
Post Review Age of Wind 3 – Asyiknya Merompak Bebas di Lautan Karibia muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.