Untuk dapat berkarya, seseorang terkadang tidak perlu terikat pada organisasi atau tim manapun. Banyak pekerjaan di industri kreatif yang membutuhkan tenaga lepas alias freelance, dan hal ini tentunya juga terjadi di industri video game. Sayangnya, meskipun memiliki hasil karya dan kontribusi besar terhadap sebuah game, sering kali para freelancer ini terlupakan oleh fans.
Contoh kejadian di mana freelancer sering kali kurang mendapatkan eksposur saya alami sewaktu saya menamatkan game indie dengan cerita luar biasa, To The Moon, untuk kedua kalinya. Saat pertama menamatkan game ini, saya sama sekali tidak perhatian dengan nama-nama yang tercantum di credit yang muncul setelah ending. Namun di permainan kedua saya, barulah saya menyadari bahwa di antara beberapa orang yang berkontribusi dalam urusan art di game ini, terdapat anak bangsa juga yang terlibat di dalamnya.
Anak bangsa tersebut adalah Tovan Setia Putra atau yang lebih akrab dipanggil Van. Sebagai seorang ilustrator, Van memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap 2D background art, sesuatu yang dia sebut sebagai fetish tersendiri yang dia miliki. Van sudah sering terlibat dalam pembuatan game, bahkan mungkin tanpa kamu sadari sebenarnya kamu sudah pernah memainkan game yang dia ikut kerjakan. Oleh karena itu, untuk lebih mengetahui berbagai hal tentang Van, serta karya-karya dia yang luar biasa, langsung cek wawancara di bawah ini.

Halo Van, bisa perkenalkan diri kamu dulu ke pembaca Games in Asia?
Halo, nama saya Tovan, tapi saya lebih sering dipanggil Van di dunia maya. Saya hanyalah pria biasa-biasa saja yang punya passion terhadap seni visual 2D. Saya berprofesi sebagai freelance 2D background artist. Hobi saya adalah bermain game bergenre RPG, terutama JRPG. Saya memiliki fetish yg aneh, yaitu kecintaan akan 2D background art.
Dari portofolio kamu, sepertinya kamu sudah memiliki pengalaman yang banyak di industri kreatif. Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan, dan apa yang paling berkesan sejauh ini?
Wah, sudah lumayan banyak. Selain To The Moon dari Freebirdgames, saya juga punya pernah berkontribusi sebagai penyedia aset background art untuk battle screen dari berbagai game yang dikembangkan developer seperti Amaranth Games, BanexJapan (perusahaan mobile game Jepang yang sekarang sudah bergabung dengan Crooz), dan Adarenlon. Kebanyakan background art saya tidak terikat ke satu game, namun dijadikan aset yang bisa digunakan berulang-ulang oleh para developer tersebut.
Selain itu juga saya mengerjakan pixel art, sprite, dan tileset untuk beberapa game di Facebook seperti MyFarm, dan berapa aset untuk game dari situs Flash Games 247.
Yang paling berkesan, tentunya adalah To The Moon.
Bisa cerita bagaimana kamu bisa menjadi seorang ilustrator profesional? Apakah memang sudah hobi dari kecil?
Kalau hobi sih, saya dari kecil memang suka menggambar. Namun dulu tidak terpikirkan untuk menjadi seorang ilustrator, malah dulu saya sempat ingin jadi pemain bola kelas dunia.
Setelah menginjakkan kaki di SMA, saya bertemu beberapa teman yang satu passion terhadap game bergenre RPG. Dari situlah saya mulai menyerah dengan cita-cita sebagai pemain bola, dan fokus mempelajari bagaimana game itu dibuat, art dalam game itu seperti apa, hingga akhirnya mengantarkan saya untuk berkenalan dengan dunia seni digital.
Setelah lulus, karena pada waktu itu kursus-kursus mengenai game development sangatlah langka, saya memaksakan diri mengambil jurusan arsitektur di sebuah universitas. Namun tidak berapa lama saya memutuskan untuk drop out (DO), karena sewaktu saya harusnya fokus pada kuliah, saya malah sibuk mengulik pixel art, 2D digital painting, dan programming game menggunakan Flash.
Karena tertekan biaya yang cukup mengerikan dan saya memang tidak mendapatkan beasiswa, akhirnya saya memutar otak, setelah DO saya harus mencari skill yang bisa membawa saya menjadi seorang freelancer. Dari situlah saya memutuskan untuk mencari kursus bahasa Inggris yang memang fokusnya lebih ke business writing yang menurut saya akan sangat penting sebagai modal komunikasi di dunia freelance.
Setelah itu, saya mencoba mendaftar pekerjaan dari sebuah forum komunitas pixel art, dan saya pun mendapat perkerjaan pertama saya sebagai pixel artist. Semakin hari saya semakin melatih kemampuan digital painting saya, hingga bisa sampai di posisi seperti sekarang.
Selain video game, biasanya kamu mengerjakan ilustrasi untuk media apa lagi?
Secara profesional, sementara ini saya hanya berkutat di dunia video game. Untuk komik, saya hanya iseng-iseng saja membuat tanpa dipublikasikan secara umum, apa lagi dikomersilkan, dan itu pun hanya sekali.
Biasanya apa yang menjadi inspirasi kamu dalam mengerjakan karya-karyamu? Apakah dari lingkungan atau murni berkhayal?
Semuanya berawal dari JRPG. :D
Waktu itu saya amat terkesima dengan background art game Chrono Cross dari Squaresoft. Mungkin itulah yang menjadi trigger passion saya dalam 2D background art.
Inspirasi lainnya selalu datang dari anime Jepang. Saya banyak menemukan keindahan tersendiri dalam background art anime, yang sayangnya kurang mendapat perhatian banyak orang dan terkesan sangat underrated, kecuali di anime yang memang terkenal karena background art-nya seperti karya-karya Makoto Shinkai.
Inspirasi saya juga tidak terbatas dari khayalan saja, banyak lingkungan sekitar kita yg bisa dijadikan inspirasi. Misalnya, dari keadaan meja yang berantakan saja, dalam mata saya, itu seperti sebuah setting futuristik dengan nuansa distopia. Jadi, apapun sebenernya yang berada di sekitar saya, bisa saya jadikan inspirasi.
Pertanyaan terakhir dari saya, punya ilustrator favorit?
Ilustrator favorit saya adalah Takashi Takeuchi, Shirow Miwa, dan Segawa Hajime.
Untuk background artist, ilustrator favorit saya adalah Makoto Shinkai dan Aquamary.
Sampai di situ saja perbincangan saya dengan Van Setia Putra. Melihat sepak terjang yang dimiliki Van sekarang, saya rasa ke depannya kita bisa semakin sering melihat karya dia di game lain yang kita mainkan.
Jika kamu tertarik ingin melihat karya-karya Van lainnya, kamu bisa langsung mengunjungi akun Deviant Art serta Pixiv dia melalui link di bawah.
Deviant Art: fateline-alpha
Pixiv: fateline-alpha
[Artistalk] adalah seri artikel
Post [Artistalk] Kecintaan Besar Terhadap Background, Wawancara Dengan Freelancer Anak Bangsa Dengan Karya Mendunia muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.