Jujur saja, sebagai gamer yang tidak memiliki PS2, saya banyak sekali melewatkan game luar biasa yang dirilis untuk console kedua dari Sony ini. Di antara banyaknya game yang saya lewatkan, ada dua game buatan Sony Japan Studio yang meskipun memiliki komentar positif yang sangat banyak, tidak pernah saya pedulikan, setidaknya tidak sampai tahun lalu. Dua game yang saya maksud adalah Ico dan Shadow of the Colossus.
Namun dengan semakin berkembangnya banyak game indie yang memiliki atmosfer luar biasa seperti Superbrothers: Sword & Swrocery EP ataupun Journey, saya semakin sering mendengar nama Ico dan Shadow of the Colossus yang sering dianggap sebagai pionir dari game yang memiliki atmosfer luar biasa. Karena memang sangat penasaran, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba game pertama dari dua game tersebut yaitu Ico melalui versi HD yang dirilis untuk PS3. Keputusan untuk memainkan Ico mungkin bisa dibilang merupakan salah satu keputusan terbaik yang saya buat tahun ini.
Sehebat apakah Ico sampai saya bisa menganggap game ini sebagai salah satu hal terbaik yang saya alami selama 2014? Langsung saja cek review lengkapnya di bawah ini.
Perbedaan Bukanlah Batasan
Ico dimulai dengan adegan seorang anak yang memiliki tanduk dibawa oleh segerombolan kesatria ke dalam sebuah istana raksasa kosong. Anak bernama Ico itu dikurung dalam sebuah peti yang dijejerkan dengan ratusan peti lainnya. Tiba-tiba saja terjadi sebuah gempa yang membantu si anak untuk membebaskan diri dari peti itu, dia pun tidak tinggal diam langsung mencari jalan keluar dari istana tersebut.
Saat tengah mencari jalan keluar, anak ini bertemu dengan seorang gadis yang memiliki kulit dan rambut yang berwarna putih dan abu-abu, tidak seperti manusia pada umumnya. Gadis ini dikurung dalam sebuah sangkar, dan Ico pun memutuskan untuk menolongnya. Setelah menyelamatkan gadis itu, Ico mencoba berkomunikasi dengan si gadis, namun sangat sulit melakukannya karena mereka tidak berbicara bahasa yang sama. Meskipun memiliki perbedaan bahasa, mereka masih berhasil berkenalan, dan dari situlah Ico mengetahui nama gadis itu yaitu Yorda.
Lihat Juga: Hubungan Karakter Terbaik Yang Ada Di Video Game
Setelah bebas dari kurungan, Yorda dikejar-kejar oleh makhluk berbentuk bayangan yang berusaha untuk menculik dirinya. Tidak tinggal diam Ico pun menolong Yorda menghabisi para makhluk bayangan dan bersumpah akan membawa Yorda keluar dari istana itu bersama dirinya.
Hal inilah yang menurut saya sangat menarik dari Ico. Meskipun Ico dan Yorda memiliki perbedaan fisik yang sangat jelas, dan berbicara bahasa yang berbeda, mereka masih bisa tetap berkomunikasi satu sama lain. Hubungan mereka pun kelihatan sekali sepanjang permainan meskipun tidak ada dialog yang betul-betul bermakna di antara keduanya, hanya perasaan yang sama sebagai makhluk terbuang dan berusaha melarikan diri yang mungkin bisa membuat mereka terlihat serasi begitu cepat tanpa harus banyak-banyak basa-basi seperti kisah fiksi lain yang menggambarkan hubungan antara dua manusia.
Tapi apakah Ico betul-betul bisa menggambarkan hubungan antara dua karakter secara sempurna begitu saja. Tentu tidak, masih ada hal lain yang menyempurnakan cara penyampaian cerita di Ico, dan hal ini jugalah yang membuat saya begitu menyukai game ini. Hal yang saya maksud adalah bagaimana Sony Japan Studio berhasil menyampaikan sebuah kisah mengenai dua sejoli yang tidak banyak berkomunikasi verbal ini melalui gameplay yang didesain dengan sangat matang. Sesuatu yang hanya bisa diwujudkan oleh media seperti video game, namun jarang sekali yang berhasil, atau bahkan mencoba untuk melakukannya.
Peleburan Gameplay Dan Narasi Yang Sempurna
Seperti yang saya singgung di atas, Ico menyampaikan cerita tentang hubungan dua makhluk hidup dengan sangat apiknya tanpa menggunakan komunikasi verbal berlebihan. Semuanya dicapai dari mekanisme dalam gameplay saja.
Lihat Juga: Mekanisme Gameplay Yang Bisa Mempengaruhi Perasaan Pemainnya
Di atas saya sudah menceritakan tentang Ico dan Yorda. Dalam game ini Ico bertugas untuk membantu Yorda melarikan diri, namun tidak seperti Ico yang cukup akrobatik dan bisa bertarung secara fisik, kemampuan Yorda hanyalah kemampuan menggunakan sihir yang bermanfaat hanya saat kedua tokoh ini hendak membuka pintu yang dikunci dengan sihir.
Oleh karena itu sudah sewajarnya jika Ico selalu siap siaga beraksi untuk membukakan jalan untuk Yorda, serta langsung menghabisi musuh yang berusaha untuk menculik Yorda. Jadi bisa dibilang keseluruhan gameplay dari Ico dibangun dari gameplay escort mission yang biasa ditemukan di game adventure lainnya.
Jangan takut dulu, meskipun biasanya escort mission adalah misi yang paling menyebalkan dalam sebuah game, Ico berhasil merancang gameplay escort mission dengan sangat apik. Hal ini juga didukung oleh karakter Yorda yang sangat menarik, tidak seperti karakter yang harus dikawal di escort mission biasanya.
Selama petualangan, Ico juga bisa menggandeng Yorda untuk menuntun dia ke tempat tertentu, atau jika mereka perlu melarikan diri bersama-sama. Feature simpel seperti bergandengan tangan, dan escort mission yang tidak menyebalkan, membuat gameplay dari Ico betul-betul berhasil menggambarkan hubungan yang sempurna antara Ico dan Yorda meskipun kedua karakter ini memiliki banyak sekali perbedaan.
Atmosfer Luar Biasa, Lahir Dari Berbagai Hal Minimalis
Ico merupakan salah satu game dengan atmosfer yang sangat menenangkan. Game ini bisa dibilang memiliki atmosfer yang kualitasnya tidak kalah dengan game lebih modern seperti Monument Valley dan Journey. Saat memainkan game ini, saya sendiri tidak yakin apa yang bisa membuat game ini memiliki suasana yang begitu spesial. Namun setelah saya pikir beberapa kali, mungkin hal ini bisa terwujud berkat beberapa hal berikut.
Pertama, sudah jelas tentunya karena soundtrack yang luar biasa. Sudah merupakan hal biasa kalau game bisa memiliki atmosfer yang menarik berkat musik yang dimiliki, namun untuk kasus Ico, hal ini semakin diperkuat oleh genre yang diusung oleh soundtrack game ini. Tidak seperti banyak game lain yang memiliki soundtrack yang epik dengan aransemen menggunakan orkestra dan sejenisnya, lagu-lagu dalam Ico bisa dibilang cukup minimalis. Bahkan beberapa lagu dalam game ini cukup sulit didengar kecuali kamu menggunakan headphone atau membesarkan volume. Namun hal ini bukanlah hal yang buruk karena terbatasnya musik dan efek suaralah yang membantu Ico mendapatkan atmosfer luar biasa yang dimilikinya.
Faktor kedua mungkin adalah fakta bahwa game ini tidak memiliki banyak komunikasi verbal. Meskipun terdapat dialog dalam game ini, seringkali dialog yang ada dilakukan dengan dua bahasa yang berbeda, sehingga membuat saya tidak bisa mencerna apa yang dibicarakan selain melihat bahasa tubuh karakter. Namun hal ini bukannya membuat saya kebingungan mencerna cerita dalam Ico, tapi malah membuat saya berpikir lebih banyak tanpa harus dibuat pusing dengan dialog. Karena jujur saja, banyak game dengan cerita yang bagus menjadi membosankan gara-gara kualitas writing yang tidak masuk akal dan bikin pusing kan.
Hal terakhir adalah kesederhanaan visual yang dimiliki game ini. Saat bermain Ico, saya tidak perlu dipusingkan dengan banyak informasi yang tersedia di layar, berbeda dengan banyak game yang memenuhi layarnya dengan berbagai informasi yang sebenarnya bisa disembunyikan dan hanya dimunculkan di waktu yang dibutuhkan saja. Hal ini memang berhubungan erat dengan game design dan terkadang memang tidak bisa dihindari, tapi ini semakin menunjukkan bahwa Sony Japan Studio betul-betul mengerti cara memaksimalkan kualitas game yang mereka buat.
Verdict: Against All Odds
Ico yang awalnya direncanakan untuk dirilis di PS1 mungkin memang memakan waktu yang sangat lama untuk dikerjakan. Meskipun game ini memakan waktu empat tahun untuk dikembangkan sampai akhirnya dirilis untuk PS2, Ico membuktikan bahwa waktu yang lama itu tidak terbuang sia-sia. Game ini membuat gebrakan atas keunikan yang dimilikinya sampai-sampai saya terkadang merasa bahwa Ico dirilis mendahului zamannya.
Lihat Juga: 3 Game Lawas Pilihan Minggu Ini: Ico dan Final Fantasy
Game ini juga berhasil menyampaikan kisah cinta yang luar biasa tanpa harus menunjukkan hal romantis berlebihan dan memuakkan seperti yang biasa kita lihat di film Hollywood atau beberapa game modern.
Jika kamu merupakan penggemar game indie atau game yang memiliki atmosfer berkualitas, Ico jelas bukan game yang boleh kamu lewatkan begitu saja. Game ini bisa dibilang menginspirasi banyak sekali game modern dengan inovasi yang dibuatnya.
Ico dirilis pada tahun 2001 untuk PS2. Untungnya pada tahun 2011 Sony merilis ulang game ini untuk PS3 dengan peningkatan resolusi menjadi HD serta support untuk 3D dan achievement.
PlayStation Store (US): Ico, $19,99 (sekitar Rp 235.000)
PlayStation Store (Asia): Ico, Rp 116.000
Post Nostalgia Review Ico – Menyampaikan Emosi Melalui Gameplay muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.